Bakti Seorang Atlet di Tengah Tangisan Ko Hee-jin: Megawati Hangestri dan Makna Birrul Walidain dalam Islam
- kolase tim tvOnenews
Mengorbankan Panggung Demi Berbakti
Di tengah dunia yang kerap mengagungkan kesuksesan materi dan ketenaran, keputusan Megawati seolah menjadi pengingat: kesuksesan sejati bukan hanya tentang piala, tetapi juga tentang hadir saat orang tua membutuhkan.
Banyak orang bisa mengejar karier hingga ke luar negeri, tapi tidak semua sanggup mengorbankan ego dan kenyamanan demi hadir di samping ibu yang sakit. Megawati telah menunjukkan bahwa menjadi atlet berkelas dunia tidak harus membuatnya lupa daratan—atau lupa ibu.
Teladan Bagi Generasi Muda Muslim
Kisah Megawati layak menjadi inspirasi, bukan hanya bagi para atlet, tapi juga bagi generasi muda Muslim di seluruh dunia. Bahwa dalam hidup ini, ada saat di mana panggilan hati lebih penting dari panggilan profesi, dan bahwa ridha Allah bisa ditemukan dalam senyum dan pelukan ibu.
Ketika kita berbicara tentang figur publik, seringkali kita terpukau oleh pencapaian luar biasa mereka. Namun Megawati menunjukkan bahwa keteladanan juga bisa hadir dalam bentuk kesederhanaan—dalam keputusan pulang, dalam merawat ibu, dalam meninggalkan sorotan demi cinta yang tak bisa digantikan.
Banyak jalan menuju kesuksesan. Namun tak semua jalan menuju keridhaan dan keberkahan. Megawati Hangestri telah memilih jalan yang mungkin tidak dipenuhi lampu sorot, tetapi dipenuhi doa dan restu seorang ibu.
Tangisan Ko Hee-jin mungkin akan segera mengering, tetapi pelajaran dari keputusan Megawati ini akan terus mengalir: bahwa di atas segalanya, bakti kepada orang tua adalah medali tertinggi dalam hidup seorang anak—dan dalam Islam, itu adalah jalan menuju surga.
Wallahu’alam
(amr/put)
Load more