Bakti Seorang Atlet di Tengah Tangisan Ko Hee-jin: Megawati Hangestri dan Makna Birrul Walidain dalam Islam
- kolase tim tvOnenews
tvOnenews.com - Di tengah ketenaran dan sorotan, Megawati membuat keputusan mengejutkan—ia pulang ke Indonesia, meninggalkan klub yang membesarkan namanya di kancah internasional. Keputusan itu membuat pelatihnya, Ko Hee-jin, menangis haru. Bukan karena kecewa, tapi karena menyaksikan sendiri bagaimana seorang atlet berbakat yang memilih kembali ke pelukan ibunda tercinta.
Sebagaimana ramai dibicarakan, setelah mencetak sejarah sebagai salah satu pemain asing paling bersinar di V-League Korea Selatan, pemain voli Muslim yang berhijab, Megawati Pertiwi akhirnya mengucapkan perpisahan kepada klubnya, JungKwanJang Red Sparks, dan memilih kembali ke Indonesia.
Keputusan ini ia ambil bukan karena prestasi merosot, melainkan demi alasan yang sangat menyentuh hati yakni merawat sang ibunda yang tengah sakit.
“Setelah final pada tanggal 8, kami mengajukan tawaran perpanjangan kontrak, tetapi dia akhirnya menolaknya,” ungkap seorang perwakilan klub kepada media Korea Hankyoreh.
“Kami menghormati keputusannya.”
Musim Luar Biasa di V-League
Megawati tampil luar biasa sepanjang musim 2023–2024. Ia mencetak total 802 poin, menjadikannya top 3 pencetak angka terbanyak, sekaligus pemain paling efisien dalam serangan dengan persentase 48,06 persen.
Kontribusinya mengantar Red Sparks finish di posisi ketiga babak reguler dan melaju hingga runner-up di babak final, dalam rangkaian laga penuh drama melawan Heungkuk Life Insurance.
Bukan hanya soal statistik, etika kerja, semangat juang, dan kepribadiannya juga meninggalkan kesan mendalam. Pelatih kepala Red Sparks Ko Hee-jin memberi apresiasi kepada Megawati.
“Pemain hebat, nama yang pantas dikenang dalam sejarah V-League.”
Meski kontrak perpanjangan ditawarkan dua kali, Megawati memilih menunda negosiasi hingga usai kompetisi, dan akhirnya memutuskan pulang ke Indonesia demi keluarga.
Ia kembali ke Jakarta pada 10 April, usai menjalani musim paling produktif dalam karier internasionalnya sejauh ini.
Dalam video yang beredar di media sosial tampak Ko Hee-jin menangis saat melepas atlet berbakat yang membuat Red Spark berjaya.
Hingga saat ini, belum ada kejelasan kemana langkah Megawati berikutnya. Namun sejumlah laporan menyebutkan ia sedang mempertimbangkan untuk bermain di liga Asia Tenggara, seperti Proliga Indonesia, Thailand League, atau Vietnam League.
Megawati telah membuktikan bahwa pemain Indonesia bisa bersaing di panggung tertinggi Asia, bahkan menjadi ikon dan menjadi contoh atlet Muslim yang membanggakan banyak pihak.
Birrul Walidain: Keteladanan Megawati dalam Kacamata Islam
Dalam ajaran Islam, berbakti kepada orang tua—terutama ibu—merupakan salah satu amal tertinggi yang dijunjung bahkan setelah ibadah wajib. Istilah ini dikenal sebagai Birrul Walidain, yang artinya adalah berbuat baik dan penuh hormat kepada kedua orang tua.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا
“Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, serta ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” (QS. Al-Isra: 23)
Hadis Nabi Muhammad SAW pun menyebutkan bahwa:
“Surga itu di bawah telapak kaki ibu.” (HR. Ahmad dan An-Nasa’i)
Apa yang dilakukan Megawati Hangestri adalah merwujudan nyata dari ajaran ini. Ia memilih kembali ke pelukan ibunya, mendampingi dan merawat, bahkan saat karier internasional sedang berada di puncak. Ini bukan sekadar tindakan emosional, tapi keputusan spiritual yang lahir dari kesadaran tentang kedudukan ibu dalam hidup seorang anak Muslimah.
Mengorbankan Panggung Demi Berbakti
Di tengah dunia yang kerap mengagungkan kesuksesan materi dan ketenaran, keputusan Megawati seolah menjadi pengingat: kesuksesan sejati bukan hanya tentang piala, tetapi juga tentang hadir saat orang tua membutuhkan.
Banyak orang bisa mengejar karier hingga ke luar negeri, tapi tidak semua sanggup mengorbankan ego dan kenyamanan demi hadir di samping ibu yang sakit. Megawati telah menunjukkan bahwa menjadi atlet berkelas dunia tidak harus membuatnya lupa daratan—atau lupa ibu.
Teladan Bagi Generasi Muda Muslim
Kisah Megawati layak menjadi inspirasi, bukan hanya bagi para atlet, tapi juga bagi generasi muda Muslim di seluruh dunia. Bahwa dalam hidup ini, ada saat di mana panggilan hati lebih penting dari panggilan profesi, dan bahwa ridha Allah bisa ditemukan dalam senyum dan pelukan ibu.
Ketika kita berbicara tentang figur publik, seringkali kita terpukau oleh pencapaian luar biasa mereka. Namun Megawati menunjukkan bahwa keteladanan juga bisa hadir dalam bentuk kesederhanaan—dalam keputusan pulang, dalam merawat ibu, dalam meninggalkan sorotan demi cinta yang tak bisa digantikan.
Banyak jalan menuju kesuksesan. Namun tak semua jalan menuju keridhaan dan keberkahan. Megawati Hangestri telah memilih jalan yang mungkin tidak dipenuhi lampu sorot, tetapi dipenuhi doa dan restu seorang ibu.
Tangisan Ko Hee-jin mungkin akan segera mengering, tetapi pelajaran dari keputusan Megawati ini akan terus mengalir: bahwa di atas segalanya, bakti kepada orang tua adalah medali tertinggi dalam hidup seorang anak—dan dalam Islam, itu adalah jalan menuju surga.
Wallahu’alam
(amr/put)
Load more