Misteri Malam 27 Ramadhan: Antara Nuzulul Qur'an dan Lailatul Qadar
- istockphoto
tvOnenews.com - Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan keberkahan dan keistimewaan. Di antara malam-malamnya, terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, yaitu Lailatul Qadar. Selain itu, terdapat juga peristiwa agung lainnya, yakni Nuzulul Qur'an, atau turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW di Gua Hira melalui Malaikat Jibril.
Banyak ulama yang meyakini bahwa malam 27 Ramadhan memiliki keistimewaan tersendiri. Namun, apakah benar malam ini adalah Lailatul Qadar? Bagaimana hubungannya dengan Nuzulul Qur’an?
Nuzulul Qur’an: Malam Diturunkannya Wahyu Pertama
Nuzulul Qur'an adalah peristiwa turunnya ayat pertama dari Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril. Ayat yang pertama kali turun adalah Surah Al Alaq ayat 1-5:
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah. Yang mengajarkan (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya." (QS. Al-'Alaq: 1-5)
Peristiwa ini terjadi di Gua Hira, di mana Nabi Muhammad SAW sedang berkhalwat (beribadah menyendiri). Banyak pendapat menyatakan bahwa Nuzulul Qur’an terjadi pada malam 17 Ramadhan, sebagaimana yang diriwayatkan dalam banyak kitab sejarah Islam. Oleh karena itu, di beberapa negara seperti Indonesia, peringatan Nuzulul Qur'an biasanya jatuh pada malam 17 Ramadhan.
Namun, ada juga pendapat yang menyebut bahwa Al-Qur'an pertama kali diturunkan secara sekaligus ke Lauhul Mahfuz pada Lailatul Qadar, lalu diturunkan secara bertahap kepada Nabi Muhammad ﷺ selama 23 tahun. Ini didasarkan pada firman Allah dalam QS. Al Qadr ayat 1:
"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam Lailatul Qadar." (QS. Al-Qadr: 1)
Misteri Lailatul Qadar dan Malam 27 Ramadhan
Lailatul Qadar adalah malam yang disebut lebih baik dari seribu bulan. Namun, kapan tepatnya malam ini terjadi? Allah SWT merahasiakan waktunya, tetapi Rasulullah SAW memberi beberapa petunjuk. Dari berbagai hadis, Lailatul Qadar diyakini terjadi pada sepuluh malam terakhir Ramadhan, terutama di malam-malam ganjil.
Salah satu riwayat menyebutkan bahwa malam 27 Ramadhan memiliki kemungkinan besar sebagai Lailatul Qadar. Diriwayatkan dari Ubay bin Ka’b radhiyallahu 'anhu, ia berkata:
"Demi Allah, sesungguhnya aku tahu malam apakah itu. Malam itu adalah malam yang Rasulullah ﷺ memerintahkan kami untuk menghidupkannya dengan ibadah, yaitu malam ke-27 (Ramadhan)." (HR. Muslim)
Namun, ada juga riwayat yang menyebutkan bahwa Lailatul Qadar bisa terjadi pada malam 21, 23, 25, 27 atau 29 Ramadhan. Karena itu, para ulama menganjurkan umat Islam untuk beribadah dengan sungguh-sungguh di seluruh sepuluh malam terakhir, agar tidak melewatkan kesempatan mendapatkan kemuliaan malam tersebut.
Perbedaan Nuzulul Qur'an dan Lailatul Qadar
Meskipun Nuzulul Qur’an dan Lailatul Qadar sama-sama berkaitan dengan turunnya wahyu, keduanya memiliki perbedaan:
-
Nuzulul Qur’an adalah peristiwa turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad ﷺ, sedangkan Lailatul Qadar adalah malam penuh keberkahan yang lebih baik dari seribu bulan.
-
Nuzulul Qur’an diyakini terjadi pada 17 Ramadhan, sementara Lailatul Qadar bisa terjadi pada malam ganjil di sepuluh malam terakhir Ramadhan, dengan kemungkinan terbesar pada malam 27 Ramadhan.
-
Nuzulul Qur’an menandai awal kerasulan Nabi Muhammad SAW, sementara Lailatul Qadar adalah malam di mana Allah menetapkan takdir tahunan bagi seluruh makhluk-Nya.
Amalan di Malam 27 Ramadhan
Karena banyak ulama yang meyakini malam 27 Ramadhan sebagai malam yang istimewa, berikut beberapa amalan yang bisa dilakukan:
-
Qiyamul Lail (Shalat Malam) Rasulullah ﷺ sangat menganjurkan untuk menghidupkan malam-malam terakhir Ramadhan dengan shalat tahajud, witir, dan tarawih.
-
Membaca Al-Qur’an Karena Al-Qur’an turun di bulan Ramadhan, membacanya di malam-malam istimewa akan mendatangkan banyak pahala.
-
Memperbanyak Doa dan Dzikir Rasulullah SAW mengajarkan doa khusus untuk malam Lailatul Qadar:
"Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni." "Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, mencintai ampunan, maka ampunilah aku." (HR. Tirmidzi)
-
Itikaf Rasulullah SAW selalu beri’tikaf di sepuluh malam terakhir Ramadhan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
-
Bersedekah dan Berbuat Kebaikan Memberikan sedekah di malam-malam ini memiliki keutamaan besar, karena nilai amalannya bisa berlipat ganda.
Itulah penjelasan tentang malam 27 Ramadhan yang memang memiliki banyak keistimewaan, namun belum bisa dipastikan apakah itu benar-benar Lailatul Qadar. Yang pasti, sepuluh malam terakhir Ramadhan adalah waktu yang sangat berharga untuk memperbanyak ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah. Begitu pula dengan Nuzulul Qur’an, peristiwa besar yang menjadi awal dari penyebaran Islam ke seluruh dunia. Oleh karena itu, marilah kita manfaatkan malam-malam ini dengan sebaik-baiknya agar mendapatkan keberkahan dan ridha Allah SWT. Semoga kita semua diberi kesempatan untuk meraih Lailatul Qadar dan mendapatkan pahala yang berlimpah. Aamiin.
Load more