Sosok Pembawa Pedang 1.000 Tahun: Kisah di Balik Keutamaan Lailatul Qadar
- iStockPhoto
tvOnenews.com - Lailatul Qadar adalah satu malam yang dinantikan oleh setiap umat muslim saat bulan Ramadhan. Hal ini karena Lailatul Qadar merupakan malam yang istimewa, bahkan dikatakan lebih baik dari seribu bulan.
Dalam hadis Abdullah bin ‘Abbas RA, diriwayatkan seseorang yang berada di balik hadiah dari Allah yang bernama Lailatul Qadar itu.
Dia berkata: suatu ketika, Nabi Muhammad menceritakan sebuah kisah tentang seorang lelaki dari Bani Israel kepada para sahabatnya.
Ia selalu membawa pedang di antara kedua pundaknya selama 1.000 tahun yang ia gunakan untuk berjuang di jalan Allah. Para sahabat pun dibuat kagum mendengar kisah tersebut dan mereka pun bertanya kepada Nabi:
“Apakah kami juga bisa mendapatkan pahala yang sama seperti lelaki itu, wahai Rasulullah?”
“Aku tak tahu pasti...” jawab Rasulullah.
Nabi berharap agar umatnya juga bisa menyamai pahala lelaki tersebut. Lantas beliau memohon kepada Allah SWT seraya berkata:
يا رب, جعلت أمتي أقصر الأمم أعمارا وأقلها أعمالا...
“Ya Allah, Engkau jadikan umatku sebagai umat dengan umur paling singkat, amal mereka pun tak seberapa banyak...”
Mengetahui kekasihnya memohon, Allah SWT akhirnya mengabulkan permintaan sang kekasih. Bahkan Allah SWT memberikan Nabi SAW hal yang lebih baik dari 1000 bulan, yakni satu malam yang dinamakan Lailatul Qadar.
Umatnya pun tidak usah repot-repot harus menenteng pedang untuk berjihad di jalan Allah, seperti lelaki Bani Israel tadi.
Mereka hanya perlu menemukan satu malam itu di bulan Ramadhan dan malam ini selalu ada di setiap bulan Ramadhan sampai hari kiamat tiba.
Lailatul Qadar merupakan keistimewaan yang hanya dimiliki oleh kita, umat Nabi Muhammad SAW.
Maka beruntunglah kita menjadi umat terbaik, sebab memiliki nabi yang terbaik pula.
Sosok lelaki yang diceritakan oleh Nabi Muhammad SAW itu bernama Syam’un, ia merupakan seorang Nabi yang telah berperang melawan banyak musuh selama 1000 bulan lamanya.
Karena seringnya berperang, pelana kuda milik Syam’un pun selalu basah dan tak pernah kering.
Load more