tvOnenews.com - Potong kuku di hari Jumat merupakan salah satu kegiatan membersihkan tubuh agar terhindar dari keburukan dan mendapatkan manfaat di hari yang mulia.
Ustaz Adi Hidayat selaku Direktur Quantum Akhyar Institute mengingatkan mumpung di hari Jumat, sebaiknya harus menerapkan potong kuku sesuai urutannya dalam ajaran agama Islam.
Ustaz Adi Hidayat (UAH) sering mendengar masih banyak umat Muslim saat potong kuku tidak sesuai dengan urutannya jika dilakukan pada hari Jumat.
Oleh karena itu, UAH menganjurkan bahwa, potong kuku di hari Jumat yang terbaik harus mengikuti sesuai sunnah dan diajarkan oleh agama Islam.
Lantas, seperti apa urutan potong kuku di hari Jumat yang benarnya berdasarkan ajaran agama Islam? Simak penjelasan UAH di bawah ini!
Dilansir tvOnenews.com dari channel YouTube Adi Hidayat Official, Jumat (21/3/2025), UAH memberikan pedoman tentang potong kuku di hari Jumat agar bermanfaat, termasuk dianjurkan untuk laki-laki.
Menurut UAH, hal pertama yang harus dilakukan adalah membaca "Bismillah". Kalimat tersebut memberikan makna agar kegiatan memotong kuku dinilai sebagai ibadah.
Kemudian, urutan potong kuku berdasarkan ajaran Islam dimulai dari bagian telunjuk tangan kanan. Selepas itu berlanjut ke jari kelingking.
Setelah jari kelingking, kata UAH, bisa bergeser ke bagian jari manis, jari tengah dan diakhiri bagian jempol di tangan kanan.
UAH mengingatkan urutan di bagian tangan kiri berbeda dari tangan kanan. Langkah pertamanya adalah memotong kuku di bagian jari kelingking, jari manis, jari tengah, telunjuk, dan jempol.
Pendakwah kelahiran asal Pandeglang itu menambahkan, kegiatan memotong kuku di bagian kaki juga harus dilakukan. Urutannya sesuai dengan anjuran saat memotong di bagian tangan.
Ia juga menegaskan bahwa, sunnah membersihkan diri yang wajib dilakukan selain potong kuku adalah memotong rambut, apabila ingin mengikuti sunnah dan ajaran dalam agama Islam.
UAH tak lupa menyampaikan jika kuku dan rambut sudah selesai terpotong, sebaiknya langsung mengucapkan hamdallah dengan kalimat "Alhamdulillah" sebelum potongan yang terkumpul dikubur.
UAH mengulas alasan potongan kuku dan rambut yang terkumpul dikubur. Ibaratnya mengikuti yang dicontohkan para sahabat.
UAH memahami bahwa, potongan kuku yang dikubur bukan suatu hal diwajibkan, namun demi mencegah adanya keburukan terhadap orang tersebut.
"Ini kan bagian dari tubuh, jadi jaga kemuliannya, tidak dilempar sembarangan," terang UAH.
Lantas, apa manfaat mengubur sisa potongan kuku dan rambut di hari Jumat? Menurut UAH, hal ini demi menghindari perbuatan sihir atau praktik dukun atas permintaan orang lain.
"Seperti kebiasaan-kebiasaan tukang sihir misalnya, atau hal-hal terkait yang sering menggunakan bagian dari potongan tubuh," ujar UAH sambil menjelaskan.
Persoalan hukum mengubur sisa kuku dan rambut yang terpotong memiliki perbedaan pendapat. Namun, secara keseluruhan mengartikan langkah tersebut sebagai upaya menjaga kebersihan.
Selain itu, mengubur sisa kuku dan rambut untuk menghindari bentuk kejahatan, baik dari orang lain, sihir atau dukun, hingga makhluk gaib memberikan mudharat kepada pemilik kuku tersebut.
Menukil dalam kitab Syu'ab al-Iman oleh Imam Abu Bakar Ahmad bin Husain Al-Baihaqi, hadis riwayat anjuran mengubur kuku dan rambut yang dipotong masih bersifat dhaif atau lemah.
Dari Khollal di At-Tarhil, hal 19, Imam Ahmad bin Hanbal Rahimahumullah berkata tidak diwajibkan mengubur sisa kuku dan rambut, begini bunyinya:
"Dikuburkan rambut dan kuku, kalau dia tidak melakukannya, kami lihat hal itu tidak mengapa."
(iwh/hap)
Load more