Baca Niat Shalat Fardhu Sebaiknya Pilih yang Panjang atau Pendek Saja? Buya Yahya Tegaskan Paling Terbaik...
- Tangkapan Layar YouTube Al-Bahjah TV
tvOnenews.com - Niat merupakan bagian rukun shalat Fardhu. Setiap umat Muslim wajib membacanya dalam pelaksanaan ibadah wajibnya sebanyak lima kali sehari.
KH Yahya Zainul Ma'arif biasa disebut Buya Yahya kebetulan merincikan seputar tata cara dan waktu pelaksanan niat shalat Fardhu.
Menurut Buya Yahya, pemahaman aspek membaca niat shalat Fardhu bagian penting. Namun, ada kalanya seseorang merasa bingung apakah niatnya harus berlafadz panjang atau cukup pendek saja.
"Sekarang kita membicarakan dalam Mazhab Imam Syafi'i. Kalau niat itu ada yang namanya mu'tabarot finiati. Itu harus hadir (membaca niat shalat)," ujar Buya Yahya dilansir tvOnenews.com dari channel YouTube Buya Yahya, Minggu (16/3/2025).
Niat Shalat Fardhu
- iStockPhoto
Buya Yahya membicarakan lafadz niat shalat Fardhu jika dikerjakan secara berjamaah. Imam maupun jemaah harus menambah bacaan kalimat niatnya sebelum mulai berjamaah.
Pengasuh LPD Al Bahjah itu mencontohkan jika shalat berjamaah untuk imam menambah lafadz "imaaman", sedangkan tambahan lafadz untuk makmum "makmuman" dilanjut dengan lafadz "lillahi ta'ala".
Buya Yahya berspekulasi bahwa, niat yang diwajibkan tidak perlu panjang-panjang. Terlebih, kalau menjadi bacaan hendak mengerjakan shalat Fardhu berjamaah.
"Yang (wajib) hadir kalau ketika kiita takbiratul ihram tidak semuanya itu. Lafadz yang panjang hanya yang tiga (rakaat)," tuturnya.
Niat Shalat Fardhu
- Freepik
Ia menuturkan, niat yang dibaca harus menguatkan keyakinan dari segi tujuan dan bermaksud menjadi bacaan di shalat Fardhu seperti apa.
Bacaan niat shalat yang wajib, kata Buya Yahya, tidak perlu panjang-panjang minimal hanya membaca "Ushalli fardhu (jenis shalat)", misalnya shalat Dzuhur yakni "Ushalli fardhu dzuhri".
Lantas bagaimana bacaan sisanya? Buya Yahya berpendapat, lafadz selanjutnya hanya dijadikan pelengkap karena minimal yang dibaca di bagian pertamanya.
Lanjut, Buya Yahya kemudian membahas pengamalan bacaan niat shalat sunnah, karena memiliki perbedaan sedikit walaupun yang bagian wajibnya tidak jauh berbeda dari lafadz ibadah wajibnya.
Niat Shalat yang Sunnah
- Freepik
Biasanya umat Muslim membaca niat shalat sunnah dengan lafadz "Ushalli sunnatan Witir/Qobliyah/Tahajud". Buya Yahya mengatakan niat yang diamalkan cukup bagian "Ushalli (jenis shalat)".
"Namun kalau untuk shalat sunnah yang mutlak cukup bagian 'ushalli' saja. Aku niat shalat," katanya.
Hal ini memiliki perbedaan yang mencolok pada bagian lafadz sunnatan apabila dibandingkan dengan wajibnya. Jika niat shalat Fardhu, orang mukmin setidaknya membaca "Ushalli fardhu".
Setelah itu, Buya Yahya mengungkapkan kapan waktu terbaik membaca niat. Ada yang menyebutkan dengan suara keras, ada juga menganggap cukup di dalam hati.
Waktu Terbaik Niat Shalat Fardhu
Dalam Mazhab Imam Syafi'i, Buya Yahya membandingkan dalam macam-macam pengamalannya, seperti ada yang membaca sedari awal hingga akhir.
"Jadi dari awal harus ingat niat terus, bisa enggak khusyuk shalatnya," jelasnya.
Menurut Buya Yahya, niat yang afdhol hanya digetarkan dalam hati saja. Segala sesuatu berkaitan dengan niat, maka cukup dirasakan oleh hatinya saja.
Buya Yahya kemudian memaparkan bagian pendapat kedua. Hal ini mengacu selama takbiratul ihram, maka harus membaca niat shalat Fardhu.
"Kalau bagian ketiga boleh saja mengingat niatnya di bagian apa pun ketimbang hanya takbiratul ihram. Paling penting selama bertakbiratul (ihram) minimal membaca tiga (lafadz) niatnya," tukasnya.
(hap)
Load more