Kebiasaan Percaya Ramalan Zodiak, Bagaimana Hukumnya dalam Islam? Buya Yahya Bicara soal Nasib, Katanya...
- Tangkapan layar YouTube Al-Bahjah TV
tvOnenews.com - Ramalan zodiak atau bintang kian populer di tengah masyarakat Indonesia. Banyak dari mereka menganggap nasibnya ditentukan melalui ramalan tersebut.
KH Yahya Zainul Ma'arif biasa disebut Buya Yahya menyoroti, orang-orang yang mudah mempercayai ramalan zodiak, hanya perkara ingin mengetahui nasib ke depannya.
Buya Yahya membicarakan hukum dalam agama Islam mengenai nasib seseorang ditentukan dari ramalan zodiak. Menurutnya, kepercayaan tersebut sudah tidak masuk dalam akal manusia.
"Allah Maha Tahu, segala yang ghaib itu hanya Allah yang Maha Tahu, tidak ada yang tahu kecuali Allah," ujar Buya Yahya.
- Tangkapan Layar YouTube Al-Bahjah TV
Menurutnya, nasib seseorang hanya ditentukan oleh Allah SWT. Tidak ada sesuatu yang dapat mengubah takdir seorang hamba selama hidup di dunia.
"Dan siapa pun hamba yang diridhai oleh Allah dari utusan-utusannya," katanya.
Buya Yahya sangat menyayangkan, banyak peramal yang muncul demi memberikan ramalannya berupa zodiak kepada orang-orang awam. Cara tersebut hanya menimbulkan kebohongan.
Nasib dari Ramalan Zodiak hanya Bohong
- iStockPhoto
"Selain itu jangan percaya, peramal-peramal bohong dusta," tegas Buya Yahya.
Ia tidak menyangka, banyak orang yang percaya ramalan zodiak, karena sangat membantu bisa memahami dirinya sendiri maupun orang lain di sekitarnya.
Ramalan zodiak juga membantu apa saja rencana kehidupan selanjutnya. Kemudian, kepercayaan terhadap bintang memberikan kenyamanan, rasa keterhubungan dengan kosmos dan sebagainya.
Setiap ramalan hanya bersifat ghaib. Buya Yahya mengatakan, segala sesuatu yang tidak kasat mata atau tak bisa dilihat, maka bisa memberikan kedustaan.
Kedustaan ini hanya menuntun seseorang sangat rentan melunturkan kepercayaannya kepada Allah SWT. Hanya Dia, yang mampu memujurkan nasib seorang hamba yang beriman.
Percaya Allah SWT Lebih Baik ketimbang Ramalan Zodiak
- iStockPhoto
"Masa ada sering ngaji percaya sama ilmu perbintangan, wah nasibmu mujur, nasibmu sengsara, husnudzon kepada Allah, enggak usah pakai ilmu perbintangan segala. Nah ini enggak tahu dari mana asalnya," terang dia.
Load more