عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم انْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اَللَّهِ عَلَيْكُمْ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
"Lihatlah kepada orang yang berada di bawah kalian dan janganlah melihat kepada orang yang berada di atas kalian, agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah." (HR. Muslim)
Hadis ini mengajarkan kita untuk lebih menghargai nikmat yang telah diberikan Allah dengan melihat mereka yang memiliki lebih sedikit dalam urusan dunia.
Jika kita selalu membandingkan diri dengan orang yang lebih kaya, lebih sukses, atau lebih beruntung, hati kita akan terus merasa kurang. Sebaliknya, ketika kita melihat mereka yang kehidupannya lebih sulit, kita akan menyadari betapa banyaknya nikmat yang telah Allah anugerahkan kepada kita.
Perlu diingat bahwa segala sesuatu yang kita miliki hanyalah titipan dari Allah SWT. Seperti halnya barang titipan, suatu saat bisa diambil kembali. Hari ini kita mungkin diberi kesehatan, kekayaan, atau kebahagiaan, tetapi semua itu bisa berubah sesuai kehendak Allah. Oleh karena itu, jangan pernah lupa untuk selalu bersyukur atas apa yang kita miliki saat ini dan menjaganya dengan sebaik-baiknya.
Rasa iri sering muncul ketika kita mulai membandingkan kehidupan sendiri dengan orang lain. Di era digital saat ini, media sosial sering menampilkan gambaran kesempurnaan—baik dalam hal kesuksesan, kebahagiaan, maupun kehidupan keluarga. Tanpa disadari, kita lebih sering fokus pada apa yang dimiliki orang lain dibandingkan mensyukuri apa yang telah ada dalam hidup kita.
Namun, perlu diingat bahwa apa yang terlihat di media sosial hanyalah sebagian kecil dari realitas seseorang. Kita tidak mengetahui perjuangan, tantangan, atau kesulitan yang mereka hadapi di balik layar. Oleh karena itu, terus-menerus membandingkan diri hanya akan menjauhkan kita dari rasa syukur dan membuat kita lebih mudah mengeluh serta merasa tidak puas dengan kehidupan sendiri.
Load more