Shalat Tahajud atau Makan Sahur Dulu saat Bangun Tidur Sudah Imsak? Kata Ustaz Adi Hidayat Sebelum Puasa Ramadhan Pilih ini
- Tangkapan layar YouTube Adi Hidayat Official
tvOnenews.com - Shalat Tahajud dan sahur adalah dua rangkaian ibadah sebelum puasa Ramadhan. Ustaz Adi Hidayat mengatakan keduanya memiliki waktu yang sama.
Waktu shalat Tahajud dan sahur bermula sejak tengah malam. Ustaz Adi Hidayat mengatakan kedua ibadah ini sering kali bentrok, sehingga harus memilih satu.
Ustaz Adi Hidayat (UAH) menuturkan sahur sangat wajib untuk persiapan puasa Ramadhan, namun shalat Tahajud juga tidak kalah penting, apabila ingin mempertebal iman dan ketakwaan.
Dalam suatu ceramahnya, UAH menyinggung keutamaan ketika dihadapi pilihan antara sahur dan shalat Tahajud saat bangun tidur setelah imsak.
Lantas, lebih baik yang mana mengutamakan antara shalat Tahajud dan sahur? UAH memaparkan keistimewaannya secara gamblang sebagai berikut.
- Kolase Unsplash/Masjid Pogung Dalangan & iStockPhoto
Dikutip tvOnenews.com dari kanal YouTube Adi Hidayat Official, Kamis (13/2/2025), UAH mengatakan sebenarnya pilihan ini bisa mengambil dari perbandingan antara Tahajud dan Tarawih.
Tarawih menunjukkan makna sebagai shalat sunnah yang mengisi malam-malam selama bulan Ramadhan.
Menurutnya, ada kaitan pemaknaan dari pelaksanaan Tahajud mengarah kepada shalat Tarawih.
"Di sini penting kita petakan bahwa Tahajud itu sebetulnya saat Ramadhan itu dilatih saat Tarawih," ungkap UAH.
Direktur Quantum Akhyar Institute itu mengatakan perbedaannya hanya terletak di waktu istirahat dan setelah buka puasa.
Shalat Tahajud secara umum memiliki waktu setidaknya dikerjakan setelah beristirahat untuk memulihkan tubuh di malam hari.
"Hanya perbedaannya, kalau tahajud itu ditunaikan setelah tidur terlebih dahulu," paparnya.
UAH mengingatkan tidak boleh keliru saat mengartikan Qiyamul Lail, meskipun Tahajud termasuk di dalamnya.
"Kalau Qiyamul Lail itu nama umum, bisa dikerjakan sebelum tidur," tegasnya.
Persoalan waktu Tahajud setelah bangun tidur, pendakwah yang tinggal di Bekasi ini tentu menyinggung seputar sahur.
Ia memaparkan kondisi yang menentukan saat menghadapi pilihan tersulit yang satu ini.
Ia setidaknya sebisa mungkin memilih sahur terlebih dahulu, ibadah ini bagian terpenting untuk ketahanan tubuh sebelum memulai puasa Ramadhan.
"Nah kalau Anda sudah tunaikan Qiyamul Lail, Tarawih, yang paling diutamakan mengejar ke sahurnya," bebernya.
"Sahur akan terkait erat dengan kekuatan saat Anda menunaikan puasanya," sambungnya.
UAH tidak menginginkan sahur terlewatkan begitu saja, meskipun tak dikerjakan karena alasan mengutamakan Tahajud.
Tahajud memberikan keutamaan dahsyat, waktu terbaik menyampaikan hajat dan segala doa dikabulkan, semisal meminta rezeki dan sebagainya.
"Jadi jangan sampai anda kejar-kejar Tahajud tapi sahurnya tidak ditunaikan," imbau dia.
Sahur dan Tahajud adalah ibadah sunnah, meskipun tetap harus memilih prioritas penting, contohnya sedang mengarungi bulan Ramadhan, mengharuskan puasa karena hukumnya wajib.
"Dua-duanya hukumnya sunnah, tapi dalam sunnah itu ada prioritas, sesuai dengan keadaannya. Kalau sahur sedang prioritas, maka dahulukan sahurnya," tuturnya.
Ia menegaskan ketika sudah imsak, sebenarnya alarm sebelum waktu puasa tiba agar tidak menyantap makanan dan minuman lagi.
"Kalau di waktu yang lain misalnya anda tidak puasa maka tahajud yang diutamakan. Hanya dalam konteks Ramadhan ini lebih utama didahulukan sahurnya dibandingkan mengejar tahajud tanpa menunaikan sahur," jelasnya.
UAH tidak mempermasalahkan jika ada yang ingin bersikeras mengejar sahur dan Tahajud, sama-sama bisa mendapatkan pahala besar.
"Kalau anda bisa kedua-duanya itu lebih baik, misalnya anda kerjakan sahurnya jam setengah empat, anda kerjakan dua rakaat Tahajud," ucapnya.
"Setelah dua rakaat selesai Anda tunaikan sahur, maka Anda dapat kedua-duanya, pahala sahur dan Tahajud," tandasnya.
(far/hap)
Load more