ADVERTISEMENT
Advertnative
Jakarta, tvOnenews.com- Ustaz Adi Hidayat pernah menjelaskan seputar Doa Iftitah. Ia menyoroti ada yang kurang tepat.
Pendakwah Indonesia itu, menjelaskan bagi umat muslim yang sering baca doa iftitah doa iftitah saat shalat dengan Inni Wajjahtu, simak penjelasan di bawah ini.
Dalam ceramahnya, Ustaz Adi Hidayat sebut itu hukumnya sunnah. Tapi doa iftitah juga mempunyai keutamaan dahsyat jika diamalkan dalam shalat.
Mengutip dalam ceramahnya, dati YouTube Adi Hidayat Official, Selasa (4/2/2025). UAH menegaskan bacaan doa iftitah dalam shalat tersebut tidak sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad SAW.
"Kita baca tanpa paham dapat pahala dan gugur kewajiban, tapi kalau kita baca dan paham artinya maka pemahaman itu memberikan dampak pada jiwa kita," ungkap Ustaz Adi Hidayat.
Pasalnya, penggunaan Inni Wajjahtu lebih umum digunakan oleh masyarakat awam. Hal inilah yang diluruskan Ustaz Adi agar lebih memahami keutamaannya.
UAH pun mengungkapkan sesungguhnya ada bacaan doa iftitah dari sunnah Rasulullah SAW.
Dengan ini doa iftitah itu sunnah Nabi Muhammad SAW yang termasuk dari salah satu hadits riwayat yang ia pahami.
Sebagaimana, dalam hadits riwayat menerangkan kebiasaan doa iftitah dari Nabi Muhammad SAW terletak pada penjelasan Abu Hurairah. Ada dalam Hadits Riwayat Bukhari Nomor 711.
"Abu Hurairah mengatakan ‘Saya pernah shalat di belakang Nabi SAW sampai ketika beliau bertakbir, beliau diam sejenak. Kemudian Rasulullah membaca Al Fatihah," jelasnya.
Ustaz Adi menjelaskan bacaan doa iftitah tersebut berasal dari kalimat "Allahumma Baa'id baiynii wa baiyna" biasa diamalkan Nabi Muhammad SAW.
"Selesai shalatnya beliau bertanya, saat saya shalat di belakang Anda, setelah takbir Anda diam. Apa yang Anda lakukan?’ Kata Nabi ‘Saya membaca Allahumma Baa'id baiynii wa baiyna’," terang UAH.
Sebagimai berikut doa Iftitah dalam Shalat Sunnah Nabi Muhammad SAW
اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِى وَبَيْنَ خَطَايَاىَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ ، اللَّهُمَّ نَقِّنِى مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَاىَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ
Bacaan Latin: Allahumma Baa'id baiynii wa baiyna khothooyay kamaa baa'adta baiynal masyriqi wal maghribi, Allahumma naqqinii minal khothooya kamaa yunaqqots tsaubul abyadhu minad dannasi, Allahummaghsil khothooyaya bilmaa i wats tsalji wal barodi.
Artinya: "Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahanku sebagaimana Engkau telah menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, sucikanlah kesalahanku sebagaimana pakaian yang putih disucikan dari kotoran. Ya Allah, cucilah kesalahanku dengan air, salju, dan air dingin." (HR. Bukhari)
Dengan demikian, Ustaz Adi tidak membedakan kedua kalimat tersebut telah dijadikan sebagai doa iftitah yang juga dibaca Nabi.
Hanya saja, umat muslim perlu paham kapan menggunakan Inni Wajjahtu.
"Pertanyaannya, bukan mana yang benar. Tapi kapan Nabi membaca Allahumma Baid, dan kapan Nabi membaca Inni Wajjahtu" ucapnya.
Ustaz Adi katakan saat lempar jumrah dan hendak potong hewan kurban selalu diamalkan Nabi Muhammad SAW menggunakan kalimat "Inni Wajjahtu".
"Saya melihat Rasulullah SAW saat akan menyembelih hewan kurbannya menghadap kiblat, kemudian beliau menyampaikan Inni Wajjahtu," pesan UAH.
"Jadi Inni Wajjahtu itu doa menyembelih hewan kurban," tambahnya.
Ia menginformasikan kalimat Inni Wajjahtu diterangkan Jabi bin Abdullah dari riwayat hadits Ibnu Majah Nomor 3221. "Hadits yang pakai Inni Wajjahtu riwayat Jabir bin Abdullah di Ibnu Majah 3221," tutupnya. (klw)
Waallahualam
Load more