tvOnenews.com - Ramadhan 1446 H/2025 M akan tiba sekitar 25 hari lagi. Jelang bulan suci biasanya di Indonesia akan ada tradisi ziarah kubur. Mengenai hal ini, KH Yahya Zainul Maarif atau Buya Yahya mengingatkan akan hukum tabur bunga saat ziarah atau nyekar ke kuburan saat jelang bulan suci Ramadhan.
Lalu bagaimana hukum tabur bunga saat ziarah atau nyekar jelang Ramadhan? Apakah boleh menabur bunga ketika ziarah kubur?
Menurut Buya Yahya saat zaman Nabi SAW ada pelepah kurma. Kemudian Nabi SAW mengambilnya kemudian membelah menjadi dua.
Ramadhan 25 Hari Lagi, Buya Yahya Ingatkan Hukum Tabur Bunga Saat Ziarah Kubur (Sumber: Istimewa)
“Kemudian Nabi menancapkan ke dua kuburan, lalu mendoakan semoga Allah akan meringankan kepada dua mayat yang dikubur sebelum kering,” jelasnya.
“Maka disinilah ulama seperti bahkan disitu salah satu sahabat nabi itu berwasiat kalau aku mati nanti tolong ambilkan pelepah korma dan tancapkan agar Allah meringankan siksa kalau saya punya dosa,” sambungnya.
Maka dari situ para ulama menjelaskan kalau seandainya kita meletakkan pelepah kurma itu sah-sah saja.
“Bukankah semua yang ada di bumi dari bebasahan dan yang lainnya juga bertasbih,” jelasnya.
Oleh karenanya hukum mencabut rumput di atas makam hukumnya menjadi makruh. Hal ini karena makhluk hidup yang ada di sekitar makam juga memberikan dampak baik kepada jasad yang ada di dalamnya.
“Rumput-rumput yang diatas kubur pun makruh untuk kita cabuti, jangan terlalu bersih-bersih. Biarkan ada rumput dia akan bertasbih,” saran Buya Yahya.
Maka bunga yang ditabur saat nyekar menurut Buya Yahya memiliki makna seperti pelepah kurma tersebut.
“Bisa ini adalah para ulama mengatakan bunga-bunga itu kan sesuatu yang segar maka itu bisa saja itu punya makna sama dengan pelepah kurma tersebut,” ujar Buya Yahya.
“Jangan Anda teramat amat membatasi rahmat Allah kan ini ada basah juga dari bunga,” sambungnya.
Namun Buya Yahya mengingatkan bahwa dalam menabur bunga saat ziarah atau nyekar janganlah berlebihan.
“Jangan berlebihan. Jangan sampai harganya mahal. Apalagi kalau punya bunga-bunga di rumah sendiri, petik sendiri,” nasihat Buya Yahya.
Kemudian selain itu dalam menabur bunga saat ziarah atau nyekar janganlah mengikuti cara orang kafir.
“Jangan sampai dalam irama meniru orang-orang kafir,” tandas Buya Yahya.
“Hanya menabur bunga. Niatnya semoga selagi ini bunga masih basah meringankan kalau ada dosa dari siksa neraka,” sambugnya.
Jadi menabur bunga saat nyekar atau ziarah kubur ujar Buya Yahya sebaiknya dipahami dengan baik.
“Asalkan kita tidak memandang dengan hawa nafsu,” jelasnya.
“Kalau enggak pakai bunga ya gak papa yang penting istighfarnya lancar, doanya yang banyak,” sambung Buya Yahya mengingatkan.
Buya Yahya kemudian mengingatkan agar setiap Muslim jangan memperbanyak khilaf.
“Selagi masih ada celah untuk kita bawa kepada bimbingan nabi kepada rasul kepada dalil maka kita bawa ke sana,” nasihat Buya Yahya.
“Ini kan dikiaskan dengan tadi pelepah kurma tadi,” lanjutnya.
Namun jika kalau ada orang yang tidak mengadzani atau tidak mau menabur bunga, Buya Yahya juga mempersilakan.
“Memang enggak ada masalah, enggak menabur bunga tapi dia tiap hari mendoakan, itu bagus,” ujarnya.
“Yang repot ini adalah kebiasaan kita mau ngirim tapi tidak pernah doa,” sambung Buya Yahya.
Buya Yahya mengingatkan agar setiap anak yang orang tuanya sudah meninggal untuk terus berdoa dan berbuat baik.
Hal ini karena akan sampai kepada orang tua yang sudah meninggal dunia. Maka banyak-banyaklah berbuat baik jika orang tua sudah meninggal dunia.
“Berbuat baik dan seterusnya itu akan sampai kepada orang tua,” jelasnya.
Itulah penjelasan mengenai tabur bunga saat ziarah atau nyekar. Semoga artikel ini bermanfaat dan disarankan bertanya langsung kepada ulama atau ahli agama Islam, agar mendapatkan pemahaman yang lebih dalam.
Wallahu'alam Bishawab
(put)
Load more