Jakarta, tvOnenews.com - Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah pada bulan Safar.
Nabi Muhammad SAW hijrah dari Mekah ke Madinah dilakukan setelah Siti Khadijah RA dan Abu Thalib wafat.
Berikut sejarahnya yang dilansir oleh tvOnenews.com dari buku Sejarah Lengkap Penyebaran Islam karya Prof. Dr. Thomas W. Arnold.
Dijelaskan bahwa Yatsrib atau yang kini namanya Madinah telah lama ditempati oleh orang-orang Yahudi yang dulunya menghuni negeri yang tertimpa bencana dahsyat.
Dikatakan bahwa banyak dari mereka yang teraniaya karena penganiayaan dari pengikut Raja Hadrian.
Selain itu, banyak pula yang terusir dari tanah kelahiran mereka.
Kemudian, ketika sekelompok pengungsi mengembara, ada dua klan keturunan Arab yakni Bani Khazraj dan Bani Aus yang tiba di Yatsrib.
Kedua klan itu bersedia berbagi wilayah bersama.
Namun seiring dengan peningkatan jumlah penduduknya, terjadilah pelanggaran batas-batas wilayah yang memperluas kekuasaan orang Yahudi.
Sampai akhirnya, hingga akhir abad kelima, penguasa kota itu mengambil alih kekuasaan sepenuhnya.
Beberapa orang Arab telah memeluk agama Yahudi.
Namun, banyak juga pendiri kota Yatsrib yang tetap bertahan menyembah berhala para leluhurnya.
Begitu pula, pada saat Nabi Muhammad SAW bertemu dengan kelompok dari Yatsrib.
Selain itu, masyarakat Quraisy juga memiliki supremasi mengatur suku-suku lainnya.
Sudah menjadi kebiasaan Nabi Muhammad SAW pada saat melaksanakan haji setiap tahun untuk mengunjungi perkemahan-perkemahan berbagai suku Arab dan mendiskusikan berbagai permasalahan bersama mereka.
Pada suatu hari, datanglah kabar gembira dari pelosok yang tak pernah diduga sebelumnya.
Nabi Muhammad SAW bertemu dengan sebuah kelompok kecil sekitar enam sampai tujuh orang yang memperkenalkan diri berasal dari daerah bernama Yatsrib.
Setelah mendengarkan dakwah Nabi Muhammad SAW, saat itu juga, mereka memeluk Islam seraya berkata kepada Nabi Muhammad SAW:
“Bangsa kami telah lama terpelosok dalam permusuhan yang sangat pedih dan membuat kami saling membinasakan satu sama lain. Semoga kini Tuhan berkenan mempersatukan mereka bersama melaluimu dan ajaranmu, karena itu, kami akan mengajari mereka dan memberitakan agama yang telah kamu terima darimu ini,”
Dengan keyakinan teguh, akhirnya orang-orang Bani Khazraj yang sudah memeluk Islam kembali negeri mekra.
Demikianlah peristiwa tersebut dianggap sebagai titik balik dari dakwah Nabi Muhammad SAW.
Mudahnya penduduk Yastrib atau Madinah menerima dakwah Nabi antara lain itu karena mereka sudah akrab dengan konsep messiah yang akan segera datang.
Sehingga ketika Nabi Muhammad SAW mengajak bicara kelompok kecil tersebut, mereka bisa menerima konsep rasul daripada orang-orang Makkah yang saat itu menjadi penyembah berhala.
Terlebih lagi jika dilihat dari fakta sejarah, masyarakat Quraisy memang merupakan keturunan para penjaga berhala di sekeliling Ka'bah yang mereka sembah.
Setelah kelompok kecil yang ditemui Nabi tersebut memeluk Islam, Nabi Muhammad SAW menawarkan diri menemani mereka kembali ke Yatsrib.
Hal ini guna mengantisipasi segala permasalahan.
Namun, dengan halus mereka menolak tawaran tersebut, sampai mereka berhasil melakukan rekonsiliasi dengan Bani Aus.
"Kami percaya kepadamu. Biarkan kami kembali kepada masyarakat kami. Jika berkenan, maka Tuhan akan menciptakan perdamaian bagi kami, dan kami akan segera kembali kepadamu. Biarlah musim haji tahun berikutnya yang akan menentukan," ucap orang-orang Bani Khazraj itu kepada Nabi Muhammad SAW.
Akhirnya, mereka pulang ke negerinya dan mengajak masyarakat Yatsrib untuk beriman pada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.
Hasilnya, banyak kalangan yang ikut beriman.
Sehingga, bisa bilang, lahirlah suatu keluarga baru yang nyaris terbentuk tanpa Nabi terlibat langsung di dalamnya.
Pada tahun berikutnya, ketika musim haji telah tiba, sepuluh orang dari Bani Khazraj dan dua orang dari Bani Aus yang dikirim sebagai utusan datang kepada Nabi Muhammad SAW.
Mereka berjanji bersedia mematuhi ajaran beliau yang di kemudian hari dikenal dengan Perjanjian Aqabah Pertama.
Perjanjian tersebut memuat hal-hal rahasia, antara lain:
"Kami tidak akan menyembah tuhan mana pun kecuali Tuhan yang Maha Tunggal; kami tidak akan mencuri; tidak akan berzina atau membunuh anak-anak kami; kami kan berhenti memfitnah dan menghujat; kami akan mematuhi Nabi dalam segala sesuatu yang benar."
Orang-orang Yatsrib yang berjumlah 12 itu pun kembali ke suku mereka.
Namun meski sudah banyak yang memeluk Islam dan meyakini dakwahnya, Nabi Muhammad SAW tidak langsung pindah ke Yastrib atau Madinah.
Nabi Muhammad SAW adalah yang terakhir yang pergi dari Makkah menuju Madinah.
Dalam Sirah Nabawiyah, dikatakan keberangkatan Nabi Muhammad SAW dari Makkah adalah pada 27 Safar.
Setelah menempuh perjalanan panjang, Nabi Muhammad SAW akhirnya tiba di Madinah pada bulan Rabiul Awal.
Wallahu’alam
(put)
Load more