Yogyakarta, tvOnenews.com - Ketua Umum Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah (PPNA) Ariati Dina Puspitasari menyampaikan kebutuhan dan perlindungan hak anak harus dilakukan keluarga di peringatan Hari Anak Nasional 2024.
"Elemen terkecil yaitu keluarga perlu melakukan akselerasi menjadi keluarga tangguh yang ramah dan melindungi anak," ungkap Ariati di acara Refleksi Hari Anak Nasional Tahun 2024 di Yogyakarta, Selasa (23/7/2024).
Ketua Umum PP PPNA itu mengatakan hak anak untuk memenuhi kebutuhan dan perlindungannya harus menjadi komitmen bersama khususnya pihak keluarga dalam menjaga mereka.
Ariati menjelaskan peran keluarga menjadi solusi paling tepat untuk memberikan hak anak.
Ia menuturkan hal tersebut lantaran melihat hak anak masih banyak yang belum terpenuhi.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah (PPNA) Ariati Dina Puspitasari beri keterangan saat peringatan Hari Anak Nasional 2024. (PP Muhammadiyah)
Hal ini membuat anak harus menjadi sorotan utama bagi pihak keluarga agar mendapatkan hak yang lebih layak. Misalnya kebutuhan tersebut meliputi kesehatan, cerdas, kasih sayang dan mempunyai jiwa kompetisi hebat untuk menatap masa depan.
"Anak perlu mendapatkan hak untuk tumbuh dan berkembang sebagai pribadi yang sehat, cerdas, berkarakter, berpikir maju, terampil dan berdaya saing," jelasnya.
Ia mengambil anak memerlukan haknya karena sudah tercantum dalam undang-undang mengenai perlindungan terhadap mereka.
Ia berpendapat masyarakat turut berperan dalam mendorong program yang dilakukan oleh pemerintah terkait kebutuhan hak anak.
Dari program pemerintah mendorong keluarga dijadikan tempat untuk selalu beradaptasi saat berkembang menuju dewasa.
Tak hanya itu, ia memaparkan bahwasanya keluarga juga menjadi tempat pusat anak mendapatkan berbagai pembelajaran. Itu akan mencegah sekaligus penanganan terjadinya stunting.
Maka, Arianti menegaskan Nasyiatul Aisyiyah turut ikut serta membuat modul sekolah parenting sebagai peringatan Hari Anak Nasional. Modul tersebut berupa "family learning center".
Modul ini telah mendapat persetujuan dan kerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA).
Ia menjelaskan berdasarkan data KPPPA alasan modul tersebut dibuat karena mengingat angka kekerasan terhadap anak selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Kekerasan tersebut berawal dari keluarga sebagai tempat terdekat tidak menempatkan dan memberi kasih sayang terhadap anak.
"Pendekatan tagline Keluarga Muda Tangguh juga memberikan warna yang kuat dalam desain program," tandasnya.
(ant/hap)
Load more