Tak hanya tidak bisa berbuka puasa bersama dan sholat terawih berjamaah saja yang membuat sedih di Belanda. Namun, suasana sahur di Belanda pun membuat kerinduan kepada Indonesia semakin menguat.
Hal ini lantaran, kata Dhian, suasana sahur di Belanda tak seperti di Indonesia.
"Tak ada orang banguni sahur, seperti budaya Indonesia, jika banguni sahur melalui toa, dan keliling kampung. Suasana itu yang dirindukan, karena itu istilahnya seperti menandakan welcoming ramadhan," ujar Dhian.
"Welcoming sahurnya, nah itu yang membuat selalu kangen suasana puasa di Indonesia," sambungnya.
Kalau di Belanda, kata dia, jangan berharap ada hal seperti itu. Sebab, seperti katanya, bulan Ramadhan di Belanda seperti hari bisa dan tak ada spesialnya, dan itu yang membuatnya sedih.
Meskipun, kata dia, di Belanda banyak teman-teman Indonesia yang muslim untuk mengundang buka puasa bersama setiap Ramadhan.
Akan tetapi, ia katakan, hal itu tentu tidak seindah menjalankan ibadah puasa di Indonesia, dan meskipun hal itu bisa mengobati kerinduan sementara.
"Dan itu pun tak bisa setiap hari dilakukan di Belanda oleh teman-teman. Karena di sini itu, jarak rumahnya dengan teman-teman juga jauh-jauh, sebab beda kota," bebernya.
Load more