"Mereka kami bagi dalam 5 kelompok, dan setiap hari bisa khatam sekitar 3-4 juz," ungkapnya.
Lilik menambahkan, setelah 15 hari tadarus ini akan ditingkatkan lebih dalam lagi, dengan membaca terjemahannya juga lembar demi lembar, sehingga kualitas keimanan mereka ada peningkatan.
Dijelaskan Lilik, bahwa pihaknya juga menggelar Pondok Pesantren, sedangkan untuk tarawih dan ceramah agama selama Ramadan ini didukung sepenuhnya oleh ibu-ibu Aisyiyah.
Saat ini, Lapas Perempuan Sukun Malang ini terdiri dari 461 WBP dengan 425 orang yang beragama muslim.
"Bagi yang non muslim kegiatan ibadah mereka juga tetap berjalan, selain kegiatan kemandirian dalam bentuk ketrampilan," tandasnya.
Lilik juga berharap, selain mendapat wawasan dan pengetahuan, kegiatan keagamaan ini dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan mereka, sehingga nantinya mereka tidak kembali lagi ke sini. (eco/gol)
Load more