"Sambal karya santri ini bisa tahan antara dua sampai tiga bulan, walau tanpa bahan pengawet," ungkapnya.
Ramadhan kali ini membawa berkah tersendiri bagi para santri. Pesanan sambal melonjak signifikan yang sebelumnya hanya 250 botol sebulan, kini naik sampai mencapai hampir 500 botol.
"Ada delapan varian sambal, yakni sambal teri putih, sambal klotok, sambal cumi, sambal udang rebon, sambal teri medan, sambal tongkol, sambal bawang dan sambal cabe hijau," jelasnya.
Rata-rata pesanan datang dari santri, guru, ustad dan ustadzah serta dari pondok pesantren senusantara. Pemasarannya melalui jejaring pondok pesantren maupun pasar digital.
"Harganya pun bervariasi, setiap botol sambal dibanderol antara Rp20.000 sampai Rp.28 ribu, sesuai varian rasa sambal yang dipesan," imbuhnya.
Sementara itu, pengasuh Ponpes Raudlatul Muta'allimin, Abdul Aziz menjelaskan, kami memberikan keterampilan entrepreneur ini pada santri agar bisa bersaing dengan keadaan ekonomi global yang terus maju pesat dan modern.
"Dari keterampilan ini, santri bisa belajar memproduksi sesuatu, memasarkannya serta mengatur keuangannya dan hasilnya dinikmati sepenuhnya oleh santri. Untuk digunakan sebagai biaya operasional pondok, utamanya biaya pendidikan," ungkapnya.
Load more