Probolinggo, tvOnenews.com - Sebuah karya Santri Ponpes Raudlatul Muta'alimin berupa olahan sambal teri yang gurih dan pas disantap saat berbuka puasa ini, omsetnya naik hingga berlipat ganda di bulan suci Ramadhan. Jelang berbuka puasa, sambal teri sangat cocok disantap dengan nasi hangat dan teh hangat.
Olahan delapan varian sambal ala santri yang digeluti sejak pandemi Covid-19 silam, saat ini mulai banjir pesanan di Kelurahan Wonoasih, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo.
"Seluruh proses pengolahan sambal dilakukan oleh santriwati, dengan menyiapkan semua bahan pembuat sambal yang diperlukan," terangnya.
Ternyata bahan-bahan pembuat sambal mudah didapat di pasar sekitar pondok dan termasuk proses pembuatan yang cukup mudah, cepat dan higenis.
"Ini mas bahan-bahannya, seperti bawang merah, bawang putih, tomat, cabe merah besar dan cabe kecil, serta ikan teri putih dan minyak goreng," terangnya.
Santriwati lainnya Farhat menambahkan, seluruh bahan yang sudah dirajang dan dibersihkan langsung ditumis menggunakan minyak. Setelah cukup layu atau setengah matang, diangkat dan dihaluskan. Kemudian kembali ditumis dengan minyak, gorengan teri putih dan bumbu. Begitu sudah matang, adonan sambal didinginkan terlebih dahulu.
"Sambal karya santri ini bisa tahan antara dua sampai tiga bulan, walau tanpa bahan pengawet," ungkapnya.
Ramadhan kali ini membawa berkah tersendiri bagi para santri. Pesanan sambal melonjak signifikan yang sebelumnya hanya 250 botol sebulan, kini naik sampai mencapai hampir 500 botol.
"Ada delapan varian sambal, yakni sambal teri putih, sambal klotok, sambal cumi, sambal udang rebon, sambal teri medan, sambal tongkol, sambal bawang dan sambal cabe hijau," jelasnya.
Rata-rata pesanan datang dari santri, guru, ustad dan ustadzah serta dari pondok pesantren senusantara. Pemasarannya melalui jejaring pondok pesantren maupun pasar digital.
"Harganya pun bervariasi, setiap botol sambal dibanderol antara Rp20.000 sampai Rp.28 ribu, sesuai varian rasa sambal yang dipesan," imbuhnya.
Sementara itu, pengasuh Ponpes Raudlatul Muta'allimin, Abdul Aziz menjelaskan, kami memberikan keterampilan entrepreneur ini pada santri agar bisa bersaing dengan keadaan ekonomi global yang terus maju pesat dan modern.
"Dari keterampilan ini, santri bisa belajar memproduksi sesuatu, memasarkannya serta mengatur keuangannya dan hasilnya dinikmati sepenuhnya oleh santri. Untuk digunakan sebagai biaya operasional pondok, utamanya biaya pendidikan," ungkapnya.
Karya olahan sambal santri ini, sudah mendapat label sertifikasi halal, sehingga aman dan tidak perlu khawatir akan bahan dan kandungan di dalamnya.
"Sambal teri kami ini mampu merambah pasar di Jakarta, Malang, Surabaya, Papua, Lumajang, Pasuruan dan Probolinggo," tandasnya.
Perlu diketahui, sebanyak 350 santri yang tinggal di Ponpes Raudlatul Muta'alimin ini tidak ditarik biaya. Namun para santri diajari mandiri, dengan berbagai macam wirausaha yakni olahan varian sambal dan lainnya. (msn/hen)
Load more