اللّهُمّ إلَيْك أَشْكُو ضَعْفَ قُوّتِي ، وَقِلّةَ حِيلَتِي ، وَهَوَانِي عَلَى النّاسِ، يَا أَرْحَمَ الرّاحِمِينَ ! أَنْتَ رَبّ الْمُسْتَضْعَفِينَ وَأَنْتَ رَبّي ، إلَى مَنْ تَكِلُنِي ؟ إلَى بَعِيدٍ يَتَجَهّمُنِي أَمْ إلَى عَدُوّ مَلّكْتَهُ أَمْرِي ؟ إنْ لَمْ يَكُنْ بِك عَلَيّ غَضَبٌ فَلَا أُبَالِي ، وَلَكِنّ عَافِيَتَك هِيَ أَوْسَعُ لِي ، أَعُوذُ بِنُورِ وَجْهِك الّذِي أَشْرَقَتْ لَهُ الظّلُمَاتُ وَصَلُحَ عَلَيْهِ أَمْرُ الدّنْيَا وَالْآخِرَةِ مِنْ أَنْ تُنْزِلَ بِي غَضَبَك أَوْ يَحِلّ عَلَيّ سُخْطُكَ، لَك الْعُتْبَى حَتّى تَرْضَى وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوّةَ إلّا بِك
"Ya Allah, kepada-Mu aku mengadukan kelemahanku, kekurangan daya upayaku di hadapan manusia. Wahai Tuhan Yang Maha Rahim, Engkaulah Tuhan orang-orang yang lemah dan Tuhan pelindungku. Kepada siapa hendak Engkau serahkan nasibku? Kepada orang jauhkah yang berwajah muram kepadaku atau kepada musuh yang akan menguasai diriku? ...
Asalkan Engkau tidak murka kepadaku, aku tidak peduli sebab sungguh luas kenikmatan yang Engkau limpahkan kepadaku. Aku berlindung kepada cahaya dzat-Mu yang menyinari kegelapan dan karena itu yang membawa kebaikan di dunia dan akhirat dari kemurkaan-Mu dan yang akan Engkau timpakan kepadaku. Kepada Engkaulah aku adukan halku sehingga Engkau ridha kepadaku. Dan, tiada daya upaya melainkan dengan kehendak-Mu.”
Sebuah doa yang menggambarkan dengan sangat indah bagaimana Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengaku hanya berpasrah kepada Allah, bahwa hidup beserta dakwah islamnya tidak bergantung kepada manusia.
Meskipun istri dan pamannya yang tercinta sudah tiada, beliau yakin Allah tetap yang akan menjadi penolong pertamanya. Tiada daya dan upaya melainkan karena Allah.
“Doa Nabi tersebutlah yang kemudian menggetarkan ‘Arsy, sehingga menghadirkan undangan perjalanan spesial dari Allah lewat peristiwa Isra Miraj,” jelas Ustaz Adi Hidayat.
Syariat yang Allah ajarkan lewat Isra Miraj
Melalui perjalanan dari masjidil Haram ke masjidil Aqsa kemudian naik ke sidratul muntaha dan bertemu Allah, Nabi Muhammad diajarkan sebuah syariat yang sangat istimewa. Ajaran tersebut juga merupakan penawar dari segala kesedihan, gundah gulana yang tengah dialami beliau.
Lewat syariat tersebut pula Allah ajarkan bagaimana cara seorang hamba menjadi dekat denganNya, berkomunikasi dengan Sang Pencipta, yakni melalui shalat lima waktu.
Load more