“Enggak satu kali, dua kali aku benar-benar kayak, ‘Ya Allah, ini gimana’ Karena nggak tau lagi, mama ini nggak tau cerita 200 ribu ini. Aku nggak pernah cerita sama mama, dia kan kasihan ya, aku nggak mau ngeberatin dia,” sambungnya.
Selama pandemi Covid-19, Denada dan putrinya terpaksa harus tinggal di Singapura untuk menjalankan pengobatan. Tentu pekerjaan Denada di Indonesia harus ditinggalkan, terlebih regulasi bepergian ketika di masa pandemi sangat ketat.
Selama 2 tahun, Denada tak lagi memiliki penghasilan sebab ia harus fokus untuk kesembuhan anaknya di Singapura. Tak ada teman untuk berbincang dan diskusi, dirinya hanya dapat menangis pada tuhan.
“Dua tahun tidak ada penghasilan tapi tinggal di sana (Singapura). Kalau udah kayak gitu aku udah nggak tau lagi mau ngapain dan emang aku nggak ada teman ngobrol. Enggak ada teman mau tanya sama siapa, jadi cuma nangis aja sama Allah, minta tolongnya ya sama Allah,” ceritanya yang pada akhirnya mata Denada mulai berkaca-kaca.
Perjuangan Denada saat berada di Singapura tanpa penghasilan selama pandemi Covid-19 kembali menyita perhatian publik. Hal ini merupakan buntut dari aksi Aldila Jelita yang membuka penggalangan dana untuk suaminya, Indra Bekti yang kini tengah terbaring sakit akibat pendarahan di otak.
Berkaitan dengan hal tersebut, sebuah akun gosip dalam laman Instagram @nyinyir_update_official mengunggah sebuah gambar yang membandingkan usaha Denada dengan Aldila Jelita.
Unggahan tersebut telah menuai banyak komentar. Hingga berita ini dibuat, unggahan tersebut telah mencapai lebih dari 8000 likes juga berbagai komentar ditulis oleh warganet.
Load more