“Terpaksa harus jual-jual semua yang ada, Rumah masih on sale belum ketemu jodohnya, rumah yang aku tempati di Bintaro juga lagi kita iklankan untuk dijual. Mobil, aku (sekarang) pinjam mobil mama, hahaha. Semua apapun yang bisa aku jual, tas branded kah, perhiasan kah, apapun,” beber Denada.
Lanjutnya, Denada masih bersyukur memiliki aset seperti barang-barang tersebut. Sebab bila tak ada barang tersebut, dirinya akan bingung mencari cara untuk membiayai kesembuhan Putrinya.
“Seperti mbak ini (Maia), ngomong tidak ada kepahitan. Dalam hatiku, Alhamdulillah aku masih ada barang-barang itu, kalau nggak ada barang-barang itu yang bisa dijual aku udah nggak tau lagi deh gimana caranya,” pengakuan Denada.
Denada Menangis Saat Menceritakan Kondisi Putrinya. (Youtube Maia AL EL DUL TV)
Perjuangannya mengobati putri tercinta dalam melawan penyakit Leukemia di masa pademi Covid-19 ini melalui berbagai rintangan. Denada mengaku pernah mengalami kehabisan dana hingga saldo ATM hanya 200 ribu rupiah saat berada di Singapura.
Denada berjuang seorang diri dan tak mau memberitahu ibundanya, Emilia Contesa, karena takut akan membebani orang tuanya.
“Pernah dalam satu hari di ATM aku cuma ada Rp 200 ribu, enggak sampai 20 Dollar (Singapura) itu, kan. Sementara 20 Dollar di Singapura buat apa, sih?,” tutur Denada.
Load more