Jakarta - Ketua Majelis Keluarga Indonesia (MKI) Ustadz Haikal Hassan menyesalkan perilaku remaja pria yang berbusana seperti wanita tiba-tiba tampil dan melenggak-lenggok di kawasan Sudirman dalam acara Citayam Fashion Week.
Ia juga menyinggung tentang adegan berpacaran antara Bonge dan Kurma yang viral di media sosial dan para stasiun TV.
Hal tersebut menurutnya adalah adegan lawakan seolah-olah sesuatu yang hebat dan kemudian diikuti oleh orang-orang.
“Awal mula Bonge waktu itu berduaan sama Kurma, semua lawakan kontennya itu semua. Algoritma dari TikTok akan menampilkan semua walaupun bukan followers, sehingga viral."
"Stasiun TV itu menampilkan adegan itu dalam lawakannya, seolah-olah ini hebat, keren, pacaran buat anak muda itu keren. Mohon maaf ya Bonge, saya mau banget membina Bonge,” ujar Ustadz Haikal.
Atas viralnya video tersebut, banyak orang-orang yang memanfaatkan sosok Bonge untuk kreativitas dalam rangka panjat sosial. Hal tersebutlah yang merusak karena akan terjadi kerumunan massa yang menimbulkan pelanggaran.
Akibat viralnya fenomena Citayam Fashion Week kini muncul berbagai kreativitas lainnya. Baru-baru ini beredar video di media sosial yang menunjukkan para remaja laki-laki yang berbusana menyerupai wanita tengah berlenggak-lenggok di kawasan CFW.
Menurut Ustadz Haikal hal tersebut bukanlah kreativitas, melainkan pelanggaran. Hal viral seperti itu dapat dilihat semua orang yang kemudian diikuti oleh orang-orang.
Ia meminta kepada Dinas Sosial untuk segera menindaklanjuti hal tersebut agar dibina dengan baik di panti-panti sosial.
“Kasat mata terlihat bahwa busana itu. Saya tanya deh, orang tua mana yang pengen anak laki-lakinya itu hanya pakai satu tali kemudian melenggak-lenggok disana, dilihat semua orang, kemudian ada lagi orang yang ngefans dan mengikuti,” lanjutnya.
Ustadz Haikal Hassan memberikan usul agar Citayan Fashion Week untuk tidak digelar setiap malam. Hal tersebut lantaran remaja seusia itu masih perlu pendidikan.
Orang-orang seperti Bonge patut diberikan pendidikan penuh dari SD hingga SMA. Selain itu, kreativitas CFW agar dibuatkan komunitas keren yang tidak menjuruskan laki-laki seperti perempuan, begitupun sebaliknya.
Beliau juga mengusulkan, CFW tetap digelar untuk menyalurkan kreativitas, namun pada waktu tertentu seperti saat Car Free Day (CFD) misalnya.
Lebih lanjut kepada pemerintah, Ustadz Haikal mengatakan pemerintah harus ikut campur akan kegiatan ini. Jika pemerintah tidak ikut campur, maka akan berbahaya. Ketertiban akan dilanggar dan dapat menimbulkan keributan dan fenomena akan lebih besar.
Tak hanya Ustadz Haikal Hassan, KH. Sumarno Syafei juga ikut menambahkan bahwa fenomena ini merupakan satu peringatan yang justru membuat masyarakat untuk tidak memandang orang yang kecil, orang yang lemah.
K.H Sumarno berharap, pemimpin negeri ini dibukakan pintu hatinya oleh Allah SWT. Tak hanya memikirkan mencari keuntungan besar dan tidak memikirkan orang-orang yang kecil.
Ia juga mengatakan, dampak dari Bonge yang tidak terkontrol akan melahirkan adanya hubungan bebas yang merajalela. Hal tersebut lantaran kegiatan di ruang publik, di ruang terbuka, tidak menutup kemungkinan terjadi ajang transaksi prostitusi online.
“Yang kedua, bagaimana gerakan LGBT merasa mereka mendapat ruang terbuka. Pak Haikal Hassan menyatakan pemerintah memang jangan tinggal diam, perlu ikut campur tapi jangan mengintervensi. Mengatur bukan harus yang namanya membentuk mereka, kreativitas mereka perlu dilestarikan, tapi perlu dibimbing dan diarahkan,” tambahnya.
Dalam acara Catatan Demokrasi, Bonge memberikan pesan kepada teman-teman di Sudirman yang aktif di Citayam Fashion Week.
“Buat yang di Sudirman, Bonge mau minta tolong jaga kebersihan, jaga protokol kesehatan. Buang sampah kan kalau sembarangan enggak enak. Kalau kita jaga kebersihan kan enak nongkrong dimana aja enggak akan diusir,” kata Bonge. (mg1/ree)
Load more