Bunda, Inilah Pentingnya Pendidikan Seks Untuk Anak Sejak Dini
- pixabay/superlux91
Pendidikan seks anak 5-8 tahun
Menurut UNICEF dan WHO, pada usia ini mulai kenalkan anak-anak pada kawan sebayanya. Proses pertemanan perlu dibangun dengan berlandaskan kepercayaan, rasa peduli, dan empati. Hal ini membantu anak untuk mengenal cinta dan kasih, dan juga mengenalkan perbedaan.
Orang tua perlu mulai melakukan pengawasan terhadap informasi seksual yang anak peroleh, khususnya dari internet. Terapkan aturan seputar berbicara dengan orang asing termasuk berbagi foto secara online. Selain itu, kenalkan kepada anak hal yang perlu dirinya lakukan ketika menemukan sesuatu yang membuat dirinya tidak nyaman.
Kenalkan juga pada anak proses pubertas yang sebentar lagi akan dialami anak. Beritahukan hal apa saja yang akan berubah dan bagaimana menanggapinya.
Pendidikan seks untuk usia 9-12 tahun
Seiring pertumbuhan mental dan pemikiran yang bertambah dewasa, orang tua dapat mengajak anak dalam mengambil keputusan dalam masalah keluarga. Pada usia ini, orang tua dapat mengenalkan anak mengenai proses kehamilan dan kelahiran yang terjadi.
Perkenalkan juga mengapa sebagian orang tua memutuskan mengadopsi anak. Beritahukan juga tanggung jawab orang tua, terutama terhadap kesejahteraan dan perkembangan anak.
Pada usia ini, orang tua harus lebih perhatian kepada anak, terutama anak perempuan. Sebagian dari mereka mungkin mulai merasakan perubahan yang terjadi pada tubuh mereka karena pubertas.
Dampingi anak-anak dalam melewati perkembangan dan perubahan dalam tubuhnya dengan mengingatkan pada anak bahwa hal tersebut merupakan hal normal.
Pendidikan seks untuk usia 13-15 tahun
Di usia ini, lingkungan pertemanan anak juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan sikapnya. Sangat mudah terjadi konflik antara anak dan orang tua pada tahap ini.
Orangtua perlu memperhatikan pertemanan anak, karena sebagian pertemanan anak dapat memberikan dampak negatif. Hubungan yang terlalu dekat dapat berujung pada hubungan seksual dan berisiko terhadap seks di luar lembaga pernikahan.
Pada tahap ini, orangtua dapat menjelaskan secara detail mengenai anatomi tubuh dan organ reproduksi manusia. Hindari penggunaan kata-kata yang tabu, tetaplah menggunakan istilah biologis yang umum.
Orangtua juga harus menjelaskan mengenai proses pembuahan yang dapat menyebabkan seseorang hamil. Penting untuk orangtua memberitahu anak mengenai risiko-risiko akibat seks dini dan juga seks yang tidak aman, termasuk kehamilan dan penyakitnya. Orang tua juga dapat memberitahu dosa yang akan didapatkan jika melakukan seks di luar lembaga pernikahan.
Load more