1.000 Petani Panen Serentak Melon Davina F1 dan Pecahkan Rekor MURI, Kebangkitan Pertanian Hortikultura
- Ist
MURI menyebut bahwa ini adalah kali pertama panen melon dicatat sebagai sebuah rekor. Perwakilan MURI, Sri Widayati, mengapresiasi semangat kolaborasi antara petani dan sektor swasta.
“Kami menyaksikan kegiatan spektakuler: panen melon serentak oleh lebih dari seribu petani. Ini bukan hanya tentang jumlah peserta, tapi juga semangat kolaborasi petani dan dunia usaha yang patut diapresiasi,” kata Widayati.
Dari sisi kontribusi, Provinsi Jawa Timur saat ini menyumbang sekitar 42% produksi melon nasional. Namun, kontribusi Kabupaten Nganjuk masih tergolong kecil, yakni sekitar 2%.
Menurut Kepala Dinas Perkebunan Jatim, Rudy Prasetya, ini adalah peluang besar yang bisa dimaksimalkan.
“Dengan dukungan benih unggul seperti Davina F1 dan pendampingan intensif, produktivitas petani bisa dilipatgandakan,” jelas Rudy.
Rudy juga menyebut bahwa karakteristik melon Davina F1 yang manis dan bertekstur lembut sesuai dengan tren konsumsi masyarakat yang kini lebih peduli terhadap makanan sehat.
Glenn menambahkan, wilayah Jawa Timur secara umum sangat cocok untuk pengembangan melon unggulan, dari Madiun hingga Banyuwangi.
“Kami targetkan produksi mencapai 45 ton per hektare. Selain benih unggul, kami juga siapkan tenaga lapangan untuk membantu petani dari awal tanam hingga panen,” ujarnya.
Salah satu petani lokal, Suharyadi, telah merasakan sendiri manfaat menanam Davina F1. Ia menyebut bahwa melon ini bisa dipanen hanya dalam 60 hari, sehingga memungkinkan tiga kali panen dalam setahun.
“Hasilnya lebih banyak dan lebih bagus dibanding jenis melon sebelumnya,” kata Suharyadi.
Melalui adopsi varietas unggul seperti Davina F1, para petani seperti Suharyadi menemukan harapan baru dalam menghadapi dinamika pasar dan perubahan iklim.
Bukan hanya panen yang melimpah, tapi juga masa depan pertanian hortikultura Indonesia yang makin cerah dan menjanjikan. (udn)
Load more