1.000 Petani Panen Serentak Melon Davina F1 dan Pecahkan Rekor MURI, Kebangkitan Pertanian Hortikultura
- Ist
tvOnenews.com - Di tengah ketidakpastian iklim dan tantangan pangan global, sektor hortikultura Indonesia justru menunjukkan geliat positif.
Komoditas hortikultura seperti buah dan sayuran, tak hanya menopang ketahanan pangan nasional, tetapi juga menjadi sumber pendapatan utama bagi petani kecil.
Salah satu subsektor yang terus berkembang adalah budidaya melon, yang kini makin diminati berkat nilai ekonominya yang tinggi dan permintaan pasar yang stabil, baik lokal maupun ekspor.
Perkembangan teknologi benih dan sistem budidaya modern turut memperkuat daya saing hortikultura Indonesia.
Inovasi benih unggul, pola tanam intensif, hingga pendampingan teknis langsung ke petani telah meningkatkan hasil panen secara signifikan.
Dengan dukungan ini, para petani mampu meningkatkan produksi hingga beberapa kali lipat per musim tanam, yang tentunya berdampak langsung pada kesejahteraan mereka.
Momentum penting kebangkitan hortikultura terlihat nyata di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.
Pada Rabu (16/7/2025), lebih dari 1.000 petani dari berbagai penjuru Jawa Timur berkumpul di Desa Getas, Kecamatan Tanjunganom, untuk mengikuti panen raya melon varietas Davina F1 di lahan seluas satu hektare.
Acara kolosal ini bukan hanya seremonial, tetapi juga tercatat sebagai rekor nasional oleh Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI), sebagai panen melon dengan peserta terbanyak sepanjang sejarah Indonesia.
Panen akbar ini menjadi simbol dari transformasi pertanian hortikultura Indonesia ke arah yang lebih modern dan berkelanjutan.
“Petani perlu bukti, bukan janji. Melalui panen raya ini, kami tunjukkan hasil nyata Davina F1. Kami ingin lebih banyak petani melihat sendiri keunggulannya, sehingga tertarik menanam,” ujar Glenn Pardede, Managing Director PT East West Seed Indonesia.
Melon Davina F1 memang bukan sembarang varietas. Telah diuji di berbagai daerah, melon ini unggul dalam banyak aspek.
Mulai dari produktivitas tinggi, ketahanan terhadap virus, hingga kualitas buah premium yang memenuhi standar pasar ritel modern maupun ekspor.
Bentuk buah yang seragam, kulit yang kokoh, serta daya simpan panjang menjadikan Davina F1 pilihan strategis bagi petani yang ingin menembus pasar nasional dan internasional.
MURI menyebut bahwa ini adalah kali pertama panen melon dicatat sebagai sebuah rekor. Perwakilan MURI, Sri Widayati, mengapresiasi semangat kolaborasi antara petani dan sektor swasta.
“Kami menyaksikan kegiatan spektakuler: panen melon serentak oleh lebih dari seribu petani. Ini bukan hanya tentang jumlah peserta, tapi juga semangat kolaborasi petani dan dunia usaha yang patut diapresiasi,” kata Widayati.
Dari sisi kontribusi, Provinsi Jawa Timur saat ini menyumbang sekitar 42% produksi melon nasional. Namun, kontribusi Kabupaten Nganjuk masih tergolong kecil, yakni sekitar 2%.
Menurut Kepala Dinas Perkebunan Jatim, Rudy Prasetya, ini adalah peluang besar yang bisa dimaksimalkan.
“Dengan dukungan benih unggul seperti Davina F1 dan pendampingan intensif, produktivitas petani bisa dilipatgandakan,” jelas Rudy.
Rudy juga menyebut bahwa karakteristik melon Davina F1 yang manis dan bertekstur lembut sesuai dengan tren konsumsi masyarakat yang kini lebih peduli terhadap makanan sehat.
Glenn menambahkan, wilayah Jawa Timur secara umum sangat cocok untuk pengembangan melon unggulan, dari Madiun hingga Banyuwangi.
“Kami targetkan produksi mencapai 45 ton per hektare. Selain benih unggul, kami juga siapkan tenaga lapangan untuk membantu petani dari awal tanam hingga panen,” ujarnya.
Salah satu petani lokal, Suharyadi, telah merasakan sendiri manfaat menanam Davina F1. Ia menyebut bahwa melon ini bisa dipanen hanya dalam 60 hari, sehingga memungkinkan tiga kali panen dalam setahun.
“Hasilnya lebih banyak dan lebih bagus dibanding jenis melon sebelumnya,” kata Suharyadi.
Melalui adopsi varietas unggul seperti Davina F1, para petani seperti Suharyadi menemukan harapan baru dalam menghadapi dinamika pasar dan perubahan iklim.
Bukan hanya panen yang melimpah, tapi juga masa depan pertanian hortikultura Indonesia yang makin cerah dan menjanjikan. (udn)
Load more