Pesantren Gus Miftah Jadi Sorotan, Terungkap Santri Harus Jalan Jongkok Demi Dapat Makanan? Ternyata...
- instagram/gusmiftah
tvOnenews.com - Pesantren Ora Aji yang diasuh oleh Miftah Maulana Habiburrahman atau yang lebih dikenal sebagai Gus Miftah, kembali menjadi sorotan publik.
Pesantren yang terletak di Kalasan, Sleman, Yogyakarta ini belakangan ramai dibicarakan setelah terungkap dugaan kekerasan terhadap seorang santri berinisial KDR.
Peristiwa kekerasan tersebut dilaporkan terjadi pada 15 Februari 2025.
Menurut ketua tim kuasa hukum korban, Heru, awal mula kejadian bermula dari tuduhan pencurian uang sebesar Rp700 ribu yang merupakan hasil penjualan galon pesantren.
Tuduhan itu kemudian berbuntut panjang hingga berujung pada penganiayaan terhadap KDR.
“KDR dibawa ke salah satu ruangan, lalu dipukuli oleh 13 orang secara bergantian dan bersamaan. Korban bahkan diikat, disetrum, dan dipukul menggunakan selang,” ungkap Heru dalam keterangan pers pada Kamis (28/5/2025).
Tujuan dari kekerasan tersebut disebutkan sebagai bentuk tekanan agar KDR mengakui tuduhan yang dialamatkan padanya.
Bahkan setelah kejadian, orang tua korban sempat datang ke pesantren dan mengganti uang yang dituduhkan hilang. Namun, kondisi fisik dan mental KDR memburuk akibat kekerasan yang diterimanya.
KDR kini menunjukkan gejala menyerupai stroke, mengalami gangguan psikologis, serta sering mengigau dan mengamuk di malam hari.
Ia sempat dibawa ke RS Bhayangkara Polda DIY untuk menjalani visum, namun langsung dipulangkan karena kondisinya yang linglung.
- Tangkapan layar tvOne
Saat ini, KDR telah dipindahkan ke luar Pulau Jawa untuk menjalani pemulihan dan dalam pengawasan psikiater.
Di tengah sorotan publik terhadap pesantren Ora Aji, sebuah video lama kembali mencuat dan memicu kontroversi di media sosial.
Video tersebut memperlihatkan istri Gus Miftah, Ning Astuti, saat membagikan roti kepada para santri di pesantren.
Dalam video yang diunggah oleh akun X (dulu Twitter) @masbro_back pada 11 Desember 2024, terlihat Ning Astuti mengenakan gamis cokelat dan jilbab senada sambil berdiri di depan barisan santri.
Namun, yang menjadi perhatian warganet adalah cara para santri mengantre.
Alih-alih berdiri seperti biasa, para santri tampak berjalan sambil jongkok menuju Ning Astuti yang membagikan roti satu per satu dari kemasan plastik.
Sikap ini menuai kritik dari banyak pengguna media sosial.
- istimewa
Banyak yang menilai cara membagikan roti tersebut terkesan tidak menghargai martabat para santri.
Beberapa komentar bahkan menyamakannya dengan perlakuan zaman kolonial.
"Kenapa cara membagikannya kaya membagikan kepada budak? Atau kaya era penjajah ngasih sesuatu ke pribumi. Stop, jangan mau dijajah oleh konsep Gus-gusan," tulis seorang pengguna X.
"Kalau anakku ketahuan diperlakukan seperti itu, otomatis aku pindahin ke sekolah lain," tambah lainnya.
"Agak sedih lihatnya. Cara membagikan rotinya kayak ngasih ke budak," komentar warganet lain yang turut mengecam aksi tersebut.
Sebelumnya, Ning Astuti juga pernah menjadi sorotan publik setelah terekam dalam video saat kepalanya disentuh atau "ditoyor" oleh Gus Miftah di hadapan umum.
Kini, baik Gus Miftah maupun pihak Pesantren Ora Aji tengah menjadi sorotan tajam masyarakat.
Kasus kekerasan terhadap KDR dan video pembagian roti yang kontroversial semakin menambah daftar pertanyaan publik tentang sistem dan nilai-nilai yang diterapkan di lingkungan pondok pesantren tersebut. (tsy)
Load more