ADVERTISEMENT

News Bola Daerah Sulawesi Sumatera Jabar Banten Jateng DI Yogya Jatim Bali

Ternyata Indonesia juga Punya Sosok 'Robin Hood' dalam Diri Johny Indo? Sama-sama Perampok dan Hasilnya Dibagi ke Orang Miskin, tapi Dia...

Sosok Johny Indo merupakan perampok yang justru menuai banyak simpati dari publik tanah air. Bagaimana tidak, ia membagikan hasil rampasannya untuk orang miskin
Jumat, 16 Mei 2025 - 10:29 WIB
Robin Hood Indonesia Johny Indo
Sumber :
  • Tangkapan Layar YouTube Melintas

tvOnenews.com - Sebagian orang pasti ingat dengan Johny Indo? Ya, dia merupakan perampok kelas kakap di era 1970-an yang sering disebut Robin Hood-nya Indonesia.

Bagaimana tidak, sebagian hasil rampokannya itu justru dia bagikan untuk orang-orang miskin, sama kisahnya seperti di film Robin Hood.

Aksi dari Johny Indo ini awalnya tak terendus siapapun. Ini karena saat menjalankan aksi perampokannya, dia sama sekali tidak meninggalkan jejak.

Malahan, Johny Indo punya prinsip yang selalu ia pegang ketika sedang beraksi. Yaitu tidak boleh memukul hingga melukai sedikitpun korbannya.

Sampai akhirnya, jejak Johny Indo terbaca polisi. Pihak keamanan pun berhasil meringkusnya setelah anak buahnya terlebih dahulu ditangkap.

Ditahan di lapas Nusakambangan, Johny Indo berhasil kabur bersama puluhan napi lainnya meskipun dia kemudian menyerahkan diri ke polisi karena tak tahu tujuan.

Lantas, bagaimana kisah lengkap aksi mantan perampok kelas kakap Johny Indo? Berikut ini ulasannya.

Lahir di Garut, Jawa Barat pada 6 November 1948, Johny Indo mempunyai nama lengkap yaitu Johanes Hubertus Eijkenboom. Awalnya, ia justru berprofesi sebagai artis.

Tercatat, 14 film layar lebar dia bintangi. Tak ketinggalan, Johny Indo juga sempat menjadi model iklan untuk beberapa produk pada masanya.

Namun, tak banyak yang tahu kalau nama Johny Indo sebenarnya sering disebut di media. Bukan karena artis, tapi atas aksi perampokannya di Jakarta.

Saat itu, identitas Johny Indo sebagai perampok belum diketahui. Akan tetapi, dibobolnya toko emas daerah Roxy dan Kebon Kacang merupakan idenya.

Total ada 129 kg emas yang berhasil dia gasak. Bersama 12 anak buahnya yang tergabung dalam kelompok Pachinko (Pasukan China Kota), aksinya tergolong rapi.

Ketika itu, Johny Indo punya prinsip kalau dia dan kelompoknya sangat anti kekerasan. Dia tidak mau melukai para korbannya dan hanya mengincar asetnya saja.

Melansir dari YouTube Trans 7 Official, Johny Indo pernah tidak sengaja memukul korbannya. Karena hal itu, dia sampai memikirkannya berhari-hari.

“Saya menyesal kalau enteng tangan sama korban, saya pernah gak sengaja pukul orang, saya nyesel, berhari-hari saya pikirkan berapa puluh orang,“ katanya dikutip dari YouTube Trans 7 Official.

Mendiang Johny Indo
Mendiang Johny Indo
Sumber :
  • YouTube & Antara

 

Ratusan kilo emas berhasil dia gasak. Bukan untuk dinikmati sendiri, Johny Indo juga membagikan sebagian rampokannya untuk orang-orang miskin.

Maka dari itu, julukan Robin Hood disematkan ke dalam diri Johny Indo. Dia tak menampik kalau sebetulnya aksinya memang terinspirasi dari film tersebut.

“Saya gak suka lihat banyak orang miskin di jalanan, saya mau jadi semacam Robin Hood lah gitu,“ ungkapnya.

Pelarian Johny Indo akhirnya usai pada 1979. Ia diringkus oleh kepolisian setelah anak buahnya terlebih dahulu berhasil diamankan pihak berwajib.

Hukuman 14 tahun penjara diterima oleh Johny Indo. Tak tanggung-tanggung, Robin Hood-nya Indonesia tersebut ditahan di Lapas Nusakambangan.

Johny Indo awalnya mengatakan jika dia sama sekali tidak takut ketika dimasukkan ke Nusakambangan. Ia merasa kondisi di sana lebih baik ketimbang di rumahnya.

“Rumah saya yang baru (penjara Nusakambangan) enak juga nih, dari semen, keren, gak seperti rumah saya, kecil, gubuk,“ ujar Johny Indo.

“Ketakutan sih nggak, namanya waktu itu saya lagi bandel-bandelnya, jadi gak ada rasa takut,“ paparnya.

Tapi tak disangka, tiga tahun ditahan di Nusakambangan, Johny Indo berhasil melarikan diri bersama puluhan rekan senasibnya itu.

Celah-celah kelemahan di Lapas Nusakambangan mampu ia manfaatkan. Karena sering diminta bersih-bersih kantor, Johny Indo jadi tahu di mana letak peluru senjata polisi disimpan.

Makanya saat melarikan diri, Johny Indo sama sekali tidak takut ditembak oleh penjaga lapas karena tahu senjata yang di bawa polisi tidak ada selongsong pelurunya.

Aksi pelariannya cukup unik. Ia meminta kawan-kawannya membuang baju, ikat pinggang, hingga identitas lainnya untuk mengelabuhi polisi.

Kendati demikian, salah satu temannya itu justru membuangnya ke tempat yang salah sehingga polisi kembali menangkap mereka beberapa hari kemudian.

Kini, cerita Robin Hood-nya Indonesia telah berakhir. Johny Indo menghembuskan napas terakhirnya pada 26 Januari 2020 silam di usianya yang ke-71 tahun.

Ia telah melalui semuanya dengan pertaubatan. Sebelum wafat, Johny Indo telah menjadi mualaf dan mengganti namanya dengan Umar Billah.

Di masa tuanya, Johny Indo mendirikan yayasan bernama John Indo Foundation. Dia juga pernah berjualan batu akik di Pasar Poncol, Jakarta Pusat.

(han)

Komentar

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

Jangan Lewatkan

Penembakan Massal Brutal di Pantai Australia: 12 Orang Tewas

Penembakan Massal Brutal di Pantai Australia: 12 Orang Tewas

Kepolisian New South Wales (NSW) menginformasikan bahwa jumlah korban tewas dalam insiden penembakan massal di Pantai Bondi, Australia, bertambah menjadi 12 orang.
Eks Manajer Valentino Rossi Yakin Marc Marquez Tinggalkan Ducati untuk Kembali Perkuat Honda

Eks Manajer Valentino Rossi Yakin Marc Marquez Tinggalkan Ducati untuk Kembali Perkuat Honda

Masa depan Marc Marquez di Ducati masih jadi tanda tanya besar di MotoGP 2027.
Sakit Hati Anggota DPR RI Ini Lihat Brutalnya 6 Polisi Keroyok Dua Mata Elang di Kalibata: Saya Minta Kapolri Tindak Tegas, Pecat

Sakit Hati Anggota DPR RI Ini Lihat Brutalnya 6 Polisi Keroyok Dua Mata Elang di Kalibata: Saya Minta Kapolri Tindak Tegas, Pecat

Anggota DPR RI, Melchias Markus Mekeng, mendesak Kapolri untuk tidak ragu mengambil langkah tegas terhadap enam polisi mengeroyok dua Mata Elang hingga korban tewas di Kalibata, Jakarta Selatan.
Disambut Hangat Masyarakat Lereng Merapi, Kesenian Ludruk Masih Relevan Menjadi Kritik Masyarakat

Disambut Hangat Masyarakat Lereng Merapi, Kesenian Ludruk Masih Relevan Menjadi Kritik Masyarakat

Kesenian tradisional ludruk kembali membuktikan relevansinya dalam merespons isu-isu sosial kontemporer dan dinamika perjuangan rakyat. Hal ini diangkat dalam pementasan lakon "Ku Tunggu di Jogja" yang dibawakan oleh Komunitas Kegiatan Mahasiswa (KKM) Studi Teater Tradisi (Status) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) di Omah Petroek, Sabtu (13/12) malam.
Jangan Sepelekan Wudhu, Bacalah Doa Terlebih Dahulu agar Shalat Lebih Diterima

Jangan Sepelekan Wudhu, Bacalah Doa Terlebih Dahulu agar Shalat Lebih Diterima

Sebelum menunaikan shalat, setiap Muslim dianjurkan untuk terlebih dahulu berwudhu. Berikut bacaan doa sebelum dan setelah berwudhu
Menantu Kerap Ditekan Permintaan Mertua? Ini Jawaban Bijak dari Ulama untuk Membantu Menyikapinya

Menantu Kerap Ditekan Permintaan Mertua? Ini Jawaban Bijak dari Ulama untuk Membantu Menyikapinya

Ketika suami istri masih menetap di rumah orang tua, tak jarang orang tua menyimpan harapan terhadap anak dan menantunya. Bila mertua banyak permintaan, menantu harus bagaimana?

Trending

Sakit Hati Anggota DPR RI Ini Lihat Brutalnya 6 Polisi Keroyok Dua Mata Elang di Kalibata: Saya Minta Kapolri Tindak Tegas, Pecat

Sakit Hati Anggota DPR RI Ini Lihat Brutalnya 6 Polisi Keroyok Dua Mata Elang di Kalibata: Saya Minta Kapolri Tindak Tegas, Pecat

Anggota DPR RI, Melchias Markus Mekeng, mendesak Kapolri untuk tidak ragu mengambil langkah tegas terhadap enam polisi mengeroyok dua Mata Elang hingga korban tewas di Kalibata, Jakarta Selatan.
Disambut Hangat Masyarakat Lereng Merapi, Kesenian Ludruk Masih Relevan Menjadi Kritik Masyarakat

Disambut Hangat Masyarakat Lereng Merapi, Kesenian Ludruk Masih Relevan Menjadi Kritik Masyarakat

Kesenian tradisional ludruk kembali membuktikan relevansinya dalam merespons isu-isu sosial kontemporer dan dinamika perjuangan rakyat. Hal ini diangkat dalam pementasan lakon "Ku Tunggu di Jogja" yang dibawakan oleh Komunitas Kegiatan Mahasiswa (KKM) Studi Teater Tradisi (Status) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) di Omah Petroek, Sabtu (13/12) malam.
Eks Manajer Valentino Rossi Yakin Marc Marquez Tinggalkan Ducati untuk Kembali Perkuat Honda

Eks Manajer Valentino Rossi Yakin Marc Marquez Tinggalkan Ducati untuk Kembali Perkuat Honda

Masa depan Marc Marquez di Ducati masih jadi tanda tanya besar di MotoGP 2027.
Jangan Sepelekan Wudhu, Bacalah Doa Terlebih Dahulu agar Shalat Lebih Diterima

Jangan Sepelekan Wudhu, Bacalah Doa Terlebih Dahulu agar Shalat Lebih Diterima

Sebelum menunaikan shalat, setiap Muslim dianjurkan untuk terlebih dahulu berwudhu. Berikut bacaan doa sebelum dan setelah berwudhu
Update Klasemen Medali SEA Games 2025, Minggu 14 Desember hingga Pukul 18.00 WIB: Jetski Persembahkan Emas ke-38 untuk Indonesia

Update Klasemen Medali SEA Games 2025, Minggu 14 Desember hingga Pukul 18.00 WIB: Jetski Persembahkan Emas ke-38 untuk Indonesia

Kontingen Indonesia menambah perolehan medali di SEA Games 2025, Minggu (14/12/2025).
Selamat Berbahagia, 4 Shio yang Tiba-tiba Cuan Minggu Depan 15–21 Desember 2025: Shio Ular Dapat Bantuan

Selamat Berbahagia, 4 Shio yang Tiba-tiba Cuan Minggu Depan 15–21 Desember 2025: Shio Ular Dapat Bantuan

​​​​​​​Ramalan shio minggu 15–21 Desember 2025 ungkap 4 shio tiba-tiba cuan serta 8 shio stabil dengan nasihat keuangan dan angka hoki masing-masing shio.
Profil Lengkap Young Syefura, Anggota Parlemen Malaysia yang Terus Digoda oleh Gubernur Jabar Dedi Mulyadi

Profil Lengkap Young Syefura, Anggota Parlemen Malaysia yang Terus Digoda oleh Gubernur Jabar Dedi Mulyadi

Berikut profil lengkap anggota Parlemen asal Malaysia, Young Syefura Othman yang terus digoda oleh Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi saat melakukan kunjungan kerja.
Selengkapnya

Viral

ADVERTISEMENT