Paranormal Ini Beberkan Penyebab Kekalahan Timnas Indonesia, Patrick Kluivert Disebut Tak Punya…
- Kolase YouTube
tvOnenews.com - Debut Patrick Kluivert sebagai pelatih Timnas Indonesia tidak berjalan sesuai harapan.
Skuad Garuda harus menelan kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia yang berlangsung di Sydney Football Stadium pada 20 Maret 2025.
Hasil ini membuat banyak pihak mempertanyakan keputusan PSSI dalam mengganti Shin Tae-yong.
Pasalnya, di bawah asuhan Shin Tae-yong, Timnas Indonesia menunjukkan perkembangan pesat, baik dari segi permainan maupun mental bertanding.
Tak sedikit yang menilai bahwa perubahan pelatih justru membuat Timnas Indonesia mengalami kemunduran.
Salah satu yang turut berkomentar adalah seorang paranormal Bunda Rita, yang kerap mengungkap misteri dan fenomena di Indonesia.
Dalam sebuah video di kanal YouTube Ganjil Misteri, Bunda Rita mengungkapkan bahwa ia merasakan adanya ketidakberesan dalam pemecatan Shin Tae-yong sebagai pelatih Timnas Indonesia.
“Saya merasakan ada keanehan dan keganjilan pergantian pelatih baru ini. Saya lihat, sepertinya ada sesuatu yang tidak berkenan dengan kemajuan pemain-pemain bola yang sekarang ini,” ujar Bunda Rita.
Bunda Rita menilai bahwa keputusan mengganti pelatih di tengah jalan justru membuat Timnas Indonesia kehilangan arah.
Menurutnya, Patrick Kluivert belum mampu memberikan motivasi yang lebih besar kepada para pemain seperti yang dilakukan oleh Shin Tae-yong sebelumnya.
“Untuk pelatih yang baru ini, tidak membawa motivasi yang lebih wow atau lebih maju. Malah yang saya lihat kok sedikit merosot dan sedikit mundur, ya,” tambahnya.
Selain menyoroti dampak pergantian pelatih, Bunda Rita juga mengungkapkan bahwa ia melihat ada ketidakharmonisan antara pemain dan pelatih di Timnas Indonesia saat ini.
“Kalau saya lihat, sering terjadi keributan-keributan di antara pemain dan pelatih, kayak nggak sinkron,” kata Bunda Rita.
Ia juga menilai bahwa Kluivert memiliki gaya kepelatihan yang terlalu berorientasi pada kemenangan, tetapi kurang memperhatikan psikologi para pemain.
“Pelatih ini merasa menjadi pelatih, jadi sedikitnya tuh sepertinya mau menang, menang, menang, tapi tidak memikirkan bagaimana yang dilatihnya. Saya lihat seperti itu,” ungkapnya.
Load more