"Jadi yang dibahas itu berbasis pada kepentingan-kepentingan publik. Saya gak ngebahas Vina-nya. Saya ngebahas bagaimana kinerja polisi dalam menyikapi masalah ini," papar Guru Gembul.
Rhoma Irama juga menegaskan kembali bahwa yang menjadi point of viewnya soal kasus Vina ada dua.
Pertama, bagaimana penegakan hukumnya? Kedua, bagaimana ini kemudian diproduksi menjadi sebuah film yang tidak relevan lagi dengan aqidah.
"Bagaimana fenomena masyarakat, bagaimana ceritanya sesuatu yang mistik dijadikan titik poin penyelidikan polisi. Bagaimana masyarakat itu begitu mencintai horor," ujar Guru Gembul.
"Bagaimana film horor itu menduplikasi cerita asli dan kemudian direplikasi sedemikian demi katakanlah misalkan kepentingan uang," sambungnya.
"Itu sebenarnya adalah masalah-masalah sosiologis dan fenomenologi yang harus kita angkat," imbuhnya lagi.
Maka menurut Guru Gembul, kasus Vina yang saat ini menjadi kontroversi merupakan masalah sosiologis dan fenomenologi masyarakat Indonesia.
Load more