Jakarta, tvOnenews.com – Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun masih terus menjadi sorotan publik karena banyaknya hal kontroversial yang terjadi.
Belakangan diketahui bahwa Ponpes Al Zaytun mendapatkan sumbangan yang cukup fantastis dari jemaah maupun undangan pada agenda Perayaan Peringatan 1 Syuro atau 1 Muharam.
Tidak main-main sumbangan tersebut terdiri dari 4 mata uang, yakni rupiah, ringgit Malaysia, dollar Amerika Serikat, dan dollar Singapura.
Panji Gumilang membeberkan mengenai keberadaan sedekah tersebut dalam sebuah video berjudul (Tausiyah) Remontada Al Zaytun yang diunggah langsung oleh kanal YouTube Al-Zaytun Official.
Tidak main-main jumlah sedekah yang terkumpul dalam agenda 1 Syuro yang diselenggarakan Ponpes Al Zaytun mencapai lebih dari Rp1M.
“Nah, sekarang Syekh menyampaikan ada nggak sodhaqoh Muharram atau sodhaqoh Syuro itu? Ada. Dapat berapa Syekh? Dengarkan baik-baik. Syekh mencatat karena dilapori itu dolar Indonesia yakni rupiah jumlahnya 1,914,545,000 kalau dinarasikan satu miliar sembilan ratus empat belas juta lima ratus empat puluh lima ribu. Lumayan, kan?” ungkap Panji Gumilang.
Bukan hanya berupa rupiah, Ponpes Al Zaytun juga mendapat sumbangan berupa dollar Amerika Serikat, dollar Singapura, dan ringgit Malaysia. Panji Gumilang mengaku sumbangan Ponpes Al Zaytun dalam mata uang USD mencapai 10.000 USD.
Sementara untuk Dollar Singapura jumlah yang terkumpul sebesar 2.300 dollar Singapura. Sedangkan, ringgit Malaysia terkumpul sebesar 20.200 ringgit.
Panji Gumilang mengaku tidak ingin menyimpan uang hasil sumbangan jemaah terhadap Pondok Pesantren Al Zaytun di bank.
Hal ini disampaikannya secara langsung dalam video yang diunggah oleh kanal YouTube Al Zaytun Official berjudul (Tausiyah) Remontada Al-Zaytun.
“Saudara-saudara Syekh mengambil kebijakan bahwa uang ini (sedekah yang terkumpul) jangan disimpan di bank. Mengapa? Karena bank sudah tidak bisa merahasiakan kekayaan nasabahnya yang disimpan di bank,” sebut Panji Gumilang dilansir dari kanal YouTube Al-Zaytun Official (21/07/2023).
Panji Gumilang mengatakan bahwa bukti dari bank sudah tidak mampu menjaga kerahasiaan nasabah adalah seluruh uang yang ia simpan di bank diumumkan ke publik.
“Apa buktinya? Seluruh yang kita simpan di bank itu diumumkan. Bahwa rekeningnya sekian banyak sekian banyak khususnya lagi rekeningnya Panji Gumilang diumumkan lagi ada 15 triliun ini sesuatu yang sulit untuk dimengerti,” ucap Panji Gumilang.
“Sebuah negara yang mestinya melindungi hak-hak warga negaranya namun ada sebuah lembaga negara yang mengaku Kementerian atau apa, mengumumkan dan pengumumannya itu justifikasi, menjadi konsumsi publik, sehingga mengakibatkan hal-hal hiruk pikuk,” tambah Panji Gumilang.
Hal tersebutlah yang membuat Panji Gumilang mengaku tidak percaya pada bank untuk menyimpan dana Ponpes Al Zaytun. Meski begitu, Panji Gumilang juga mengimbau agar jemaahnya tidak menyimpan uang di Swiss seperti orang-orang kaya Indonesia umumnya.
Meskipun merasa bermasalah dengan tabungannya yang dibeberkan ke publik, Panji Gumilang mengimbau agar jemaahnya tidak membenci Indonesia. Jika bank tidak bisa mengamankan uang, maka menurut Panji Gumilang lebih baik seseorang membuat peti sendiri.
“Jangan pernah kita benci pada negara. Jangan pernah uang kita kita simpan pada orang asing, simpanlah dalam peti Indonesia. Kalau peti bank tidak bisa mengamankan kekayaan Al Zaytun, maka buatlah peti sendiri,” ungkap Panji Gumilang.
Ide membuat peti sendiri ini juga menjadi jalan keluar ketika Panji Gumilang tidak ingin menyimpan dana sumbangan jemaah di bank. Menurutnya cara ini merupakan cara tradisional yang rasional. (lsn)
Load more