"Kita sebutnya itu apotek, jual obat tapi obat terlarang, jadi khusu di lapas saya dari 80 kamar yang ada di sediakan satu kamar yang dijadikan 'apotik'. Seperti layaknya diskotik, setiap jam 9 malam nyala lampu diskotiknya dan di dalamnya itu disediakan chiller, karena selain nyedian sabu, ganja, dan inex mereka itu nyediain minuman juga" terang sang narasumber.
Bahkan dalam kesempatan tersebut, mantan napi itu pun menunjukan sebuah video yang menunjukan kondisi serta situasi di dalam diskotik yang mereka sebut sebagai diskotik itu.
Yang lebih mengejutkan, ia juga mengatakan kalau ketika ada acara-acara ulang tahun atau penyambutan para petinggi mereka akan langsung menyediakan wanita-wanita untuk menghibur.
"Biasanya yang make petugas ketika mereka ada yang ulang tahun. Napi-napi yang lama dan yang punya duit juga biasanya manggil cewek, cuma kalau yang kelas ringan sih biasanya ga ke arah sana," sambungannya.
Bahkan untuk masuk ke dalam tempat tersebut pun dikatakan ada biaya masuk, senilai Rp 20 rb agar bisa masuk ke dalam diskotik itu. Di dalam diskotik itu baru lah para Napi itu kembali membeli obat-obatan terlarang yang disediakan.
"Nah di dalamnya beli lagi, entah beli sabu Rp 100 rb atau ganja selinting Rp 50 rb, kalau inex lebih mahal, dan yang sering ini tuh sabu," jelasnya.
Load more