Pameran “Indonesia Month” Diadakan di Belgia Selama September, Menampilkan Reog Ponorogo hingga Tari Sajojo
- Tim tvOne/Miranti Hirschmann
"Revolusi" memaparkan kisah bangsa Indonesia memperjuangkan kemerdekaannya dan bagaimana kemerdekaan Indonesia telah memengaruhi tataran global.
David, yang lahir dan besar di Belgia, disebutkan menghabiskan lima tahun untuk menulis buku tersebut. Ia meneliti Indonesia dan era kolonialisme.
Rangkaian kegiatan juga diisi dengan diskusi yang menghadirkan Joss Wibisono, sejarawan Indonesia yang lama menetap di Belanda, serta Gie Goris, jurnalis Belgia yang adalah juga pemerhati isu-isu terkait Asia Tenggara.
Keduanya mengupas bagaimana revolusi kemerdekaan Indonesia bergema hingga pelosok dunia. Diskusi diramaikan dengan kehadiran para anggota klub buku di Oostende serta warga dari berbagai kota di sekitar kota itu.
Duta Besar RI untuk Belgia Andri Hadi menyampaikan bahwa dalam pertemuan dengan David van Reybrouck, David menceritakan mengenai perjuangannya dalam menulis buku ini.
Dubes Andri, seperti dikutip dalam keterangan KBRI, mengakui salut atas kegigihan David dalam menemukan sumber sejarah karena sifat buku yang ditulis mewajibkan David untuk menemui para saksi mata langsung.
Andri juga menegaskan bahwa salah satu keistimewaan buku ini adalah bagaimana David dapat mengartikulasikan makna kemerdekaan Indonesia khususnya mengenai efek riak kemerdekaan Indonesia.
Dalam upaya memperkaya promosi Indonesia, KBRI Brussel juga menyelenggarakan pagelaran budaya di Plasa Perpustakaan Oostende (10/9).
Atas kerja sama dengan pemerintah Provinsi Ponorogo, KBRI Brussel menghadirkan Reog Ponorogo, yang disebut KBRI berhasil menarik minat warga Oostende.
Warga yang memadati plasa terkesima dengan tampilan Reog yang baru pertama kali hadir di Belgia.
Dengan diawali dengan tarian oleh warok dan jatilan, ramainya musik khas Reog mengundang kehadiran warga yang semakin menyemarakkan suasana. Aksi Singo Barong mengundang decak kagum dan tepuk tangan penonton. (mhn/ebs)
Load more