Menembus Perbatasan Israel yang Mencekam, Lalu ke Kota Kelahiran Nabi Isa: Seri Umroh Plus Aqsa 2024 Elharamain Wisata
- Ammar Ramzi
tvOnenews.com, Jericho - Hari kedua di Yordania, Rabu (30/10/2024) pagi, 36 orang jemaah Elharamain Wisata bertolak menuju Palestina.
Menyebrang melintasi Allenby Bridge, jalur darat yang menghubungkan Yordania - Palestina.
Proses imigrasi berlangsung menegangkan. Pemandangan tentara Israel membawa laras panjang, kini nyata di depan mata.
- Ammar Ramzi
Sesekali mereka menatap dengan wajah sinis. Kami harus tegar dan berusaha biasa saja saat tak sengaja bertatap mata dengan mereka.
Suasana semakin menegangkan, hening, saat kami turun dari bus. Angin dingin bulan November menyambut menerpa wajah.
Di situasi mencekam ini, jemaah tidak hanya diminta menyiapkan paspornya, tapi juga diminta menjaga sikap.
Matikan handphone, kosongkan saku baju dan celana, biarkan diri melintas di bawah mesin detector hanya dengan kain di badan.
“Ikuti instruksi petugas di sana. Kalau ditanya jawab seperlunya, tidak perlu panjang lebar,” kata Ustaz Muhammad Syukron yang membimbing kami.
Ada bocoran jawaban dari Elharamain Wisata jika pihak petugas imigrasi Israel menanyai apa tujuan masuk wilayah yang sedang mereka jajah ini.
“Dan ingat ‘no stamp, please’, karena kita mau ke Arab Saudi, paspor kita tidak boleh distampel oleh Israel,” tegas Ustaz Muhammad Syukron mengingatkan jemaahnya.
Sambil berbaris tertib jemaah memasuki imigrasi Israel. Di antrean sudah ada puluhan warga Palestina yang juga mengantre ingin masuk.
Mulai dari anak muda, bapak-bapak, hingga ibu-ibu yang membawa anak kecilnya, mengantre dengan wajah harap-harap cemas.
Mereka membawa paspor hitam bertuliskan Palestinian Authority Passport. Entah dari mana mereka berpergian, yang jelas bawaan mereka banyak sekali.
Koper-koper berukuran besar tampak melembung, di tangan kanan dan kiri mereka juga menenteng tas selempang yang juga terlihat penuh.
Di antrean yang padat, kami hanya berani saling pandang. Tidak ada yang berani menegur lewat kata-kata. Paling aman, melempar senyuman.
Mereka sepertinya tahu kami muslim dari Indonesia yang ingin mengunjungi negerinya.
Itu terlihat dari mata hangat nan teduh mereka yang seakan ingin menyapa, tapi tertahan karena situasi imigrasi paling menyebalkan sedunia ini.
Load more