Waspada, Gluten di Dalam Makanan Bisa Picu Alergi Serius, Ini Ciri-cirinya yang Sering Diabaikan
- freepik/topntp26
tvOnenews.com - Gluten sering kali dianggap sebagai bahan makanan yang aman karena banyak ditemukan dalam makanan sehari-hari seperti roti, kue, pasta, atau mie.
Namun, siapa sangka bahwa zat ini ternyata bisa memicu reaksi alergi serius pada sebagian orang.
Kondisi ini dikenal sebagai alergi terhadap gluten atau dalam beberapa kasus lebih dikenal dengan istilah gluten intolerance dan celiac disease.
Dilansir dari kanal YouTube RS Darmo Surabaya, dr. Gatot Soegiarto menjelaskan bahwa alergi makanan terjadi ketika tubuh membentuk antibodi tertentu terhadap zat yang dianggap berbahaya.
“Alergi makanan adalah kondisi di mana tubuh membentuk antibodi yaitu imunoglobulin E terhadap makanan-makanan tertentu. Pencetus alergi makanan yang sering dijumpai adalah seafood, susu sapi, kedelai, atau kacang,” ujar dr. Gatot.
Dalam kasus gluten, tubuh bereaksi terhadap protein yang terkandung dalam gandum, barley, dan rye.
“Ketika pasien mengonsumsi makanan itu, maka terjadi ikatan antara molekul IGE yang ada di permukaan sel dengan antigen makanan tersebut. Dan ikatan itu akan merangsang degranulasi sel mast, mengeluarkan beberapa mediator inflamasi alergi seperti histamin dan lain-lain,” lanjut dr. Gatot.
Reaksi inilah yang menyebabkan berbagai gejala alergi makanan yang sering kali diabaikan.
Menurutnya, tanda-tanda alergi bisa muncul dalam waktu singkat setelah seseorang mengonsumsi makanan yang mengandung gluten.
“Gejalanya bisa berupa gatal-gatal di kulit, biduran, bengkak di wajah, di bibir, kelopak mata, rasa sulit menelan di tenggorokan, sesak napas, hidung buntu, bersin-bersin, nyeri perut, mual dan muntah, hingga diare dan kram perut,” jelasnya.
Meski begitu, tidak semua orang menyadari bahwa mereka memiliki alergi terhadap gluten.
Banyak yang mengira gejala-gejala seperti perut kembung, sakit kepala, atau lelah setelah makan hanyalah masalah pencernaan biasa.
Padahal, menurut penelitian medis, reaksi tubuh terhadap gluten bisa memengaruhi sistem imun dan pencernaan dalam jangka panjang jika tidak segera diatasi.
Beberapa ahli gizi juga menyebutkan bahwa penderita alergi gluten harus benar-benar menghindari semua produk yang mengandung gandum dan turunannya.
Itu termasuk makanan olahan seperti saus, sereal, dan camilan yang sering kali mengandung gluten tersembunyi.
Selain itu, terdapat perbedaan antara alergi gluten, intoleransi gluten, dan penyakit celiac.
Pada alergi gluten, reaksi tubuh melibatkan sistem kekebalan yang langsung memicu gejala seperti ruam dan pembengkakan.
Sementara intoleransi gluten lebih mengarah pada kesulitan tubuh mencerna protein gluten tanpa melibatkan antibodi, biasanya hanya menimbulkan gejala ringan seperti kembung atau nyeri perut.
Sedangkan penyakit celiac adalah kondisi autoimun yang lebih serius, di mana sistem imun menyerang lapisan usus halus ketika seseorang mengonsumsi gluten.
Kondisi ini bisa menyebabkan kerusakan permanen pada usus dan menghambat penyerapan nutrisi penting dari makanan.
Pakar kesehatan menekankan pentingnya mengenali gejala-gejala tersebut sejak dini.
Jika seseorang mengalami keluhan setelah makan makanan berbasis tepung gandum atau olahan gluten, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter spesialis alergi atau penyakit dalam untuk dilakukan pemeriksaan antibodi.
Tes darah atau tes kulit biasanya dilakukan untuk mengetahui apakah tubuh benar-benar memiliki reaksi alergi terhadap gluten.
Dengan mengenali dan menghindari makanan pemicu, gejala alergi bisa dikendalikan dan mencegah komplikasi yang lebih parah di kemudian hari. (adk)
Load more