Kasus Tuberkulosis (TBC) & Stunting di Indonesia Mengkhawatirkan
- Istimewa BKKBN
“Tuberkulosis dan stunting masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Jika dibandingkan dengan balita gizi normal maka balita dengan gizi buruk dan berkategori stunting beresiko lebih tinggi menderita sakit TB. Demiikian juga dengan balita yang menderita TB, dengan masalah gizi yang kronik dan kekebalan yang rentan, potensi stuntingnya juga besar. Balita merupakan kelompok risiko tinggi terinfensi dan sakit TB. Risiko ini semakin meningkat pada mereka yang kontak erat dengan pasien TBC paru terkonfirmasi bakteriologis,”ungkap Kepala BKKBN Dr (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K).
Menurut Hasto Wardoyo yang juga Ketua Tim Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting Nasional, kolaborasi antara BKKBN, IDAI, Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo dan Zero TB Yogyakarta adalah wujud konvergensi dari berbagai pihak agar persoalan TB dan stunting bisa ditangani bersama. Skrining TB terhadap balita merupakan bentuk pendekatan terhadap keluarga beresiko stunting sehingga intervensi di sektor hulu ini bisa menjadi pencegahan sekaligus penanganan melalui intervensi kuratif.
Ke-60 balita yang dilakukan skrining TB hari ini meliputi identifikasi gejala TB, pemeriksaan fisik, pemeriksaan uji tuberculin (telah dilakukan sebelumnya), dan foto Rontgen dada di mobil Rontgen Zero TB Yogyakarta jika memang terindikasi. Selama 5 hari pelaksanaan skrining TB yang telah dilakukan di Kulon Progo oleh Zero TB Yogyakarta sebelum kegiatan hari ini, berhasil menskrining sebanyak 273 balita dan 118 balita di antaranya terduga sakit TBC. Dari sejumlah balita tersebut, belum ada yang terdiagnosis sakit TBC.
“Jika ada balita yang terdiagnosis sakit TBC maka akan segera dirujuk ke puskemas untuk mendapatkan pengobatan sedangkan untuk tata laksana stunting, dokter puskemas bisa merujuk ke dokter anak di rumah sakit daerah,”jelas Ketua Unit Kerja Koordinasi Respirologi IDAI dr. Rina Triasih, MMed (Paed), PhD, SpAK yang juga Project Leader Zero TB Yogyakarta
Rina Triasih berharap model kolaborasi antara BKKBN, IDAI, Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo dan Zero TB Yogyakarta bisa dilanjutkan dan dikembangkan untuk daerah-daerah lain agar terjadi penguatan sekaligus pemberdayaan pendamping keluarga cegah stunting. IDAI sendiri siap menjadi partner BKKBN dalam kegiatan akselerasi percepatan penurunan stunting.
Load more