"Hari ini Anda baca berita, AS negatif growth Kuartal II, technically masuk resesi. RRT (China) seminggu lalu keluar dengan growth Kuartal II yang nyaris 0," jelas Sri Mulyani.
"Apa hubungannya dengan kita lagi? AS, RRT, Eropa adalah negara-negara tujuan ekspor Indonesia. Jadi, kalau mereka melemah, permintaan ekspor turun dan harga komoditas turun".
Meski capaian ekonomi Indonesia terbilang tangguh, Sri Mulyani tak mau besar kepala. Tercatat APBN Surplus di bulan Juni sebesar Rp 73,6 triliun atau 0,39 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
"Kita tahu situasi masih cair dan dinamis. Berbagai kemungkinan bisa terjadi dengan kenaikan suku bunga, capital outflow terjadi di seluruh negara berkembang dan emerging, termasuk Indonesia, dan bisa mempengaruhi nilai tukar, suku bunga, dan inflasi di Indonesia," ungkapnya. (ito)
Load more