AS sendiri mengalami inflasi mencapai 9,1 persen yang merupakan tertinggi sepanjang 40 tahun terakhir akibat adanya krisis pangan dan energi.
Krisis pangan dan energi terjadi seiring adanya perang antara Rusia dan Ukraina yang merupakan produsen terbesar di dunia dari dua komoditas itu.
Kondisi perekonomian AS, secara definisi sudah masuk ke dalam resesi karena mencatatkan pertumbuhan negatif dua kali berturut-turut selama dua kuartal di tahun yang sama.
Produk Domestik Bruto (PDB) AS pada kuartal II-2022 kontraksi atau negatif 0,9 persen (yoy). Pada kuartal I-2022 yoy, pertumbuhan pun tercatat negatif sebesar 1,6 persen.
Sementara itu China, pada kuartal II-2022, pertumbuhan ekonominya mengalami penurunan 0,4 persen dari pertumbuhan kuartal sebelumnya sebesar 2,5 persen. Pertumbuhan itu di bawah prediksi pasar 5,5 persen.
Ekonomi yang melemah di dua negara tersebut membuat Sri Mulyani waspada.
Load more