AFTECH Soroti Tantangan Struktural Industri Fintech di Indonesia, Pandu Sjahrir: Kita Memasuki Fase Maturing
- ANTARA
Model bisnis fintech turut mengalami transformasi. Proporsi pengguna utama di segmen business-to-business (B2B) melonjak dari 27,48 persen pada 2024 menjadi 50 persen pada 2025.
Hal ini menunjukkan meningkatnya kepercayaan sektor korporasi terhadap fintech sebagai mitra transformasi digital. Ekspansi global juga semakin menguat, dengan perusahaan yang melayani pengguna internasional meningkat dari 56 persen pada 2024 menjadi 64 persen pada 2025.
Di sisi lain, Sekretaris Jenderal AFTECH, Firlie Ganinduto, menyampaikan bahwa AMS 2024–2025 memberikan gambaran yang jelas mengenai peluang dan tantangan industri fintech.
“Kita melihat progres besar dalam aspek tata kelola, keamanan, dan kapabilitas teknologi. Namun, masih terdapat sejumlah kesenjangan yang perlu dijembatani. Ke depan, salah satu fokus utama AFTECH adalah memperkuat governance untuk meningkatkan trust sehingga mendorong confidence di industri digital, khususnya fintech. Kolaborasi lintas sektor menjadi kunci untuk mengatasinya,” ujarnya.
Firlie menambahkan bahwa hasil AMS 2024–2025 akan menjadi dasar bagi AFTECH dalam merumuskan agenda strategis tahun depan.
Fokus utama mencakup penguatan advokasi kebijakan, standardisasi keamanan, peningkatan tata kelola industri, kolaborasi antara sektor riil dan digital, serta perluasan program literasi dan inklusi keuangan.
“Peluncuran AMS 2024–2025 ini menjadi momentum penting bagi industri fintech Indonesia untuk melakukan refleksi dan memetakan langkah strategis ke depan. Dengan komitmen kolaboratif antara regulator, pelaku industri, dan masyarakat, kita dapat memastikan terwujudnya ekosistem #FintechAmanTepercaya yang menjadi fondasi utama transformasi ekonomi digital Indonesia yang aman, inklusif, dan berkelanjutan,” tutup Pandu. (rpi)
Load more