TELE Resmi Pailit! Dahulu Sahamnya Berjaya, Kini Masuk Jurang Kerugian Puluhan Miliar
- IST
Jakarta, tvOnenews.com - PT Omni Inovasi Indonesia Tbk (TELE) atau yang dahulu dikenal sebagai PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk, resmi dinyatakan pailit.
Kepastian status pailit itu disampaikan oleh PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan menjadi akhir dari perjalanan panjang perusahaan yang pernah menjadi salah satu pemain besar di industri distribusi perangkat telekomunikasi nasional.
Padahal, TELE dulunya pernah berjaya dan dikenal sebagai emiten yang sempat tergabung dalam indeks LQ45 karena performa sahamnya yang solid.
Informasi mengenai status pailit tersebut disampaikan KSEI melalui surat resmi bernomor KSEI-26321/JKU/1125 tertanggal 3 November 2025. Surat tersebut menindaklanjuti pemberitahuan dari PT Bank Mega Tbk selaku wali amanat Obligasi Berkelanjutan I Tiphone Tahap II Tahun 2016 dan Tahap III Tahun 2017.
"Sebagai tindak lanjut informasi dari Bank Mega, bersama ini kami sampaikan informasi kepailitan PT Omni Inovasi Indonesia Tbk (TELE)," tulis surat yang ditandatangani oleh Kadiv Jasa Kustodian KSEI Yulia Purnama Sari dan Kanit Pengelolaan Efek Anggita Maharani, dikutip Rabu (5/11/2025).
Dalam surat tersebut, KSEI juga mengirimkan tembusan kepada Direksi PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Direksi PT Omni Inovasi Indonesia Tbk, serta Direksi PT Bank Mega Tbk selaku wali amanat.
Untuk diketahui, pada pertengahan tahun 2020 lalu, TELE dan empat anak perusahaannya dinyatakan dalam status PKPU karena gagal membayar utang sebesar Rp3,2 triliun.
Namun pada awal tahun 2021, pihak kreditur menyetujui usulan perdamaian yang diajukan oleh TELE sehingga proses PKPU dapat diselesaikan dan perusahaan terhindar dari putusan pailit.
Meski telah menuntaskan PKPU, emiten distribusi perangkat telekomunikasi dan pulsa prabayar yang telah beberapa kali melakukan restrukturisasi utang nyatanya terus menghadapi tantangan keuangan.
Meskipun telah menyelesaikan PKPU, TELE tetap menghadapi tantangan keuangan. Pada tahun 2024, TELE dilaporkan mengalami kerugian dan defisiensi modal yang signifikan.
Dari sisi kinerja keuangan, kondisi perusahaan memang terus mengalami kemerosotan. Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2025, TELE mencatat kerugian sebesar Rp27,32 miliar, meningkat tajam dibandingkan rugi Rp18,87 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Load more