DPR Dorong Prabowo-Putin Bahas Kilang Minyak Tuban: Proyek Rp377 Triliun yang Jadi Taruhan Energi Nasional
- Antara
Jakarta, tvOnenews.com — Harapan besar disematkan pada pertemuan bilateral Presiden RI Prabowo Subianto dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow. Salah satunya: percepatan proyek strategis nasional Kilang Minyak Tuban yang hingga kini belum kunjung rampung.
Anggota Komisi VII DPR RI Cek Endra secara gamblang menyatakan, momen pertemuan dua kepala negara itu bisa menjadi katalis penyelesaian proyek energi terbesar Indonesia, yang menggandeng raksasa migas Rusia, Rosneft.
“Kalau pertemuan ini menghasilkan terobosan, ini akan jadi angin segar bagi sektor energi kita,” ujar Endra, Senin (16/6).
Proyek Jumbo, Investasi Naik Tajam
Proyek kilang yang dibangun oleh PT Pertamina dan Rosneft ini dirancang untuk mengolah 300.000 barel minyak per hari, setara 30 juta liter BBM per hari. Namun hingga kini, proyek baru mencapai tahap akhir Front-End Engineering Design (FEED), dengan progres antara 62–94 persen.
Nilai investasinya pun melonjak drastis — dari US$13,5 miliar menjadi US$23 miliar atau sekitar Rp377 triliun. Lonjakan ini dipicu perubahan desain, pembebasan lahan, serta pengaruh fluktuasi geopolitik dan nilai tukar.
“Ini bukan pertemuan biasa. Kehadiran Presiden Prabowo sangat strategis bagi masa depan energi nasional,” kata Endra.
Harapan untuk Mandiri Energi
Kilang Tuban digadang-gadang menjadi pilar kemandirian energi nasional, mengurangi ketergantungan impor BBM, dan memperkuat ketahanan energi jangka panjang.
Lebih dari 1.200 tenaga kerja lokal telah diserap dalam proyek ini. Namun, keputusan investasi akhir atau Final Investment Decision (FID) baru ditargetkan rampung kuartal IV 2025.
Endra pun berharap Prabowo-Putin membahas tak hanya percepatan proyek, tapi juga perluasan kerja sama strategis sektor energi — mulai dari teknologi, pembiayaan, hingga pasokan energi jangka panjang.
“Kami di Komisi VII siap mendukung langkah strategis pemerintah, selama tujuannya untuk kepentingan rakyat dan kesinambungan energi nasional,” tutupnya. (ant/nsp)
Load more