Soroti 3 Masalah Ketenagakerjaan di Sektor Energi, Menaker: Kompetensi Kita Tidak Relevan
- tvOnenews.com/Abdul Gani Siregar
Jakarta, tvOnenews.com - Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menyoroti tiga tantangan utama yang dihadapi tenaga kerja Indonesia di sektor energi, khususnya dalam menghadapi transisi energi dan ekonomi hijau.
Hal ini disampaikan dalam forum Human Capital Summit (HCS) 2025 yang digelar di Jakarta International Convention Center, Rabu (4/6/2025).
Menaker mengungkap bahwa tantangan tersebut menyangkut aspek kompetensi, hubungan industrial, serta budaya keselamatan dan kesehatan kerja.
Ia menyebut perubahan global yang cepat menuntut penyesuaian sumber daya manusia, terutama dalam mendukung transformasi menuju energi terbarukan.
“Tantangan pertama, adalah terkait kompetensi. Dalam 10 tahun ke depan, lebih dari 50 persen kompetensi yang kita miliki saat ini tidak relevan, dengan salah satu transformasinya adalah terkait green economy,” kata Menaker dalam sambutannya.
Dalam paparannya, Yassierli menjelaskan bahwa Indonesia menargetkan penambahan kapasitas energi sebesar 69,5 gigawatt hingga 2034.
Sekitar 76 persen dari tambahan itu akan bersumber dari energi terbarukan seperti surya, panas bumi, dan bioenergi.
Namun, hingga saat ini Indonesia masih kekurangan tenaga kerja yang memiliki kompetensi khusus di bidang energi berkelanjutan.
Ia menggarisbawahi perlunya reformasi dalam sistem pendidikan agar mampu menyiapkan SDM yang sesuai dengan arah pembangunan rendah karbon dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
“Seiring dengan peralihan kita dari ekonomi berbasis fosil ke ekonomi berbasis energi terbarukan, SDM kita harus berkembang sesuai dengan perubahan tersebut untuk memastikan kesempatan kerja yang layak bagi semua orang,” ujar Yassierli.
Dua tantangan lainnya, lanjut Yassierli, berkaitan dengan pembangunan hubungan industrial yang transformatif dan penguatan budaya keselamatan kerja yang bersifat pencegahan.
“Keselamatan adalah tentang membangun kapasitas untuk bekerja dengan aman melalui kolaborasi, pembelajaran, dan kepemimpinan,” kata Menaker.
“Selain itu, kita juga membutuhkan hubungan industrial yang levelnya tranformasional. Kami ingin membangun ekosistem industri energi di Indonesia, yang menjadi cita-cita bersama, agar lebih meaningful dan (memberikan) kontribusi bagi bangsa,” imbuhnya.
Human Capital Summit 2025 merupakan inisiatif dari Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian ESDM.
Acara ini menghadirkan lebih dari 4.000 peserta dari dalam dan luar negeri yang fokus membahas strategi pengembangan tenaga kerja di tengah hilirisasi dan tantangan transisi energi nasional. (ant/rpi)
Load more