Perang Dagang Mereda: AS-Tiongkok Sepakat Pangkas Tarif, Bursa Global Melonjak
- tvOnenews.com/Wildan Mustofa
Jakarta, tvOnenews.com - Pasar saham global melonjak tajam pada Senin (12/5/2025) setelah Amerika Serikat dan Tiongkok mencapai kesepakatan sementara untuk memangkas tarif perdagangan selama 90 hari.
Melansir dari Reuters, langkah ini memberikan jeda dari eskalasi perang dagang dua ekonomi terbesar dunia yang sebelumnya menimbulkan kekhawatiran resesi global.
Di bawah kesepakatan sementara tersebut, AS memangkas tarif tambahan dari 145% menjadi 30%, sementara Tiongkok menurunkan bea masuk dari 125% menjadi 10%. Selain itu, Beijing juga mencabut larangan ekspor mineral langka dan magnet industri yang sebelumnya diberlakukan setelah April 2025.
Langkah ini disambut positif oleh investor. Indeks S&P 500 ditutup pada level tertinggi sejak Maret 2025, sementara Nasdaq mencetak rekor tertinggi sejak Februari. Harga emas turun karena meredanya kekhawatiran geopolitik, sedangkan dolar AS menguat.
Namun, para pelaku usaha dan analis tetap waspada. Mereka menilai kesepakatan ini hanyalah jeda, bukan solusi permanen. Isu-isu mendasar seperti defisit dagang AS, subsidi industri di Tiongkok, dan permintaan Washington agar Beijing menindak penyelundupan fentanyl, belum tersentuh.
"Ini 100 persen bentuk mundur dari AS, bukan karena tekanan dari Tiongkok," ujar Scott Kennedy, analis dari CSIS di Washington.
Presiden Donald Trump menyebut kesepakatan ini sebagai kemenangan strategi tarifnya. Ia menyatakan bahwa Tiongkok kini terbuka untuk kerja sama dagang yang lebih luas dan menyebut langkah ini sebagai “baik untuk perdamaian dunia.” Namun, pengamat menilai langkah ini lebih bersifat politis, terutama setelah Trump menggaet suara buruh manufaktur dalam Pilpres 2024.
Sementara itu, Menteri Keuangan AS Scott Bessent, yang memimpin negosiasi akhir pekan di Jenewa, mengakui butuh waktu bertahun-tahun untuk menata ulang hubungan dagang AS-Tiongkok.
“Tidak ada pihak yang menginginkan pemisahan total ekonomi (decoupling),” kata Bessent.
Dari sisi Tiongkok, media pemerintah menyatakan kesepakatan ini sebagai tanda kerja sama yang lebih baik. CCTV menulis bahwa kerja sama ekonomi AS-Tiongkok punya “fondasi kuat dan ruang besar untuk berkembang.”
Namun, tantangan tetap besar. Tarif AS sebesar 100% untuk kendaraan listrik dan 50% untuk produk surya masih diberlakukan, warisan dari pemerintahan Biden sebelumnya. Tarif tinggi terhadap barang konsumsi juga membuat pengusaha ritel AS tetap berhati-hati.
Load more