Harga BBM Turun Serempak Awal Mei 2025, Ini Daftar Lengkapnya dari Pertamina, Shell hingga BP-AKR
- Dok. Pertamina
Jakarta, tvOnenews.com – Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dari berbagai penyedia resmi di Indonesia mengalami penurunan serempak per Kamis, 8 Mei 2025. Penyesuaian ini berlaku nasional, termasuk di wilayah Jabodetabek, seiring fluktuasi harga minyak mentah global dan stabilisasi harga energi dalam negeri.
Dari Pertamina hingga Shell, BP-AKR, dan Vivo, hampir seluruh jenis BBM mengalami koreksi harga, bahkan hingga ratusan rupiah per liter.
Daftar Lengkap Harga BBM per 8 Mei 2025
Pertamina
-
Pertalite (RON 90): Rp 10.000/liter
-
Pertamax (RON 92): Rp 12.400/liter
-
Pertamax Turbo (RON 98): Rp 13.300/liter
-
Pertamax Green: Rp 13.150/liter
-
Dexlite: Rp 13.350/liter
-
Pertamina Dex: Rp 13.750/liter
-
Solar Subsidi: Rp 6.800/liter
Dengan harga Pertalite yang bertahan di Rp10.000, masyarakat pengguna BBM subsidi tetap bisa bernapas lega. Sementara itu, jenis BBM ramah lingkungan seperti Pertamax Green semakin kompetitif harganya dibandingkan versi Turbo.
Shell
-
Shell Super (RON 92): Rp 12.730/liter
-
Shell V-Power (RON 95): Rp 13.170/liter
-
Shell V-Power Nitro+: Rp 13.360/liter
-
Shell V-Power Diesel: Rp 13.810/liter
Shell menjadi salah satu penyedia yang menyesuaikan harga cukup signifikan, menjadikan opsi BBM berkualitas tinggi semakin variatif untuk pengguna kendaraan pribadi.
BP-AKR
-
BP 92 (RON 92): Rp 12.600/liter
-
BP Ultimate (RON 95): Rp 13.170/liter
-
BP Ultimate Diesel (CN 53): Rp 13.810/liter
BP-AKR juga mengikuti tren penurunan, menyeimbangkan kompetisi harga BBM premium di pasar domestik, terutama untuk segmen kendaraan bermesin diesel.
Vivo
Meskipun belum merilis harga resminya, Vivo memastikan telah melakukan penyesuaian harga BBM pada awal Mei 2025. Penurunan harga berkisar antara Rp150 hingga Rp250 per liter.
Dampak dan Penjelasan Turunnya Harga BBM
Penurunan harga BBM awal Mei 2025 terjadi sebagai respons atas melemahnya harga minyak mentah dunia, terutama jenis Brent dan WTI, yang sempat turun ke level terendah dalam tiga bulan terakhir akibat melimpahnya pasokan global dan perlambatan permintaan dari Tiongkok serta Eropa. Selain itu, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turut menekan biaya impor minyak dan mendorong stabilitas harga energi di dalam negeri.
Load more