Viral Pembuat Produsen China Bongkar Harga Tas Rp600 Juta Cuma Modal Rp16 Jutaan, Netizen: Branding Doang?
- Instagram @princessyahrini
Jakarta, tvOnenews.com — Jagat media sosial digemparkan dengan video viral dari sejumlah pembuat konten asal China yang membongkar murahnya biaya produksi barang-barang mewah. Mulai dari tas Birkin Hermes hingga celana ketat Lululemon, semua dikupas tuntas, termasuk harganya di pasaran dan ongkos produksinya di pabrik China.
Video ini menjadi viral di TikTok sejak awal April 2025 dan telah ditonton jutaan kali, terutama setelah Amerika Serikat menetapkan tarif impor tinggi terhadap barang-barang asal China, termasuk barang fashion dan elektronik.
Harga Asli vs Biaya Produksi: Selisih Fantastis
Berikut beberapa temuan mengejutkan dari para konten kreator:
-
Tas Birkin Hermes 30 cm:
Harga retail resmi di toko Hermes bisa mencapai USD38.000–USD150.000 tergantung bahan dan edisinya.
Biaya produksi versi pabrik China: hanya sekitar USD1.000 (sekitar Rp16 juta). -
Celana ketat Lululemon Align™:
Harga retail di situs resmi Lululemon sekitar USD98–USD120 per potong.
Biaya produksi di pabrik China: hanya USD5–6 (sekitar Rp80–90 ribu).
Perbedaan harga yang mencolok ini membuat banyak netizen mulai mempertanyakan nilai sebenarnya dari barang-barang branded, yang tampaknya lebih menekankan label dan prestige ketimbang biaya aktual pembuatannya.
"Tas ini dijual seharga USD50.000 di toko, padahal kami tahu bahannya bisa dibeli dalam grosir seharga kurang dari USD500," kata salah satu kreator sambil menunjukkan bahan kulit sintetis premium.
Netizen Bereaksi: "Bayar Gengsi Bukan Kualitas"
Komentar netizen membanjiri unggahan-unggahan video tersebut. Banyak yang terkejut sekaligus merasa tertipu setelah mengetahui selisih harga yang begitu jauh.
"Jadi kita selama ini bayar label doang? Bukan kualitas?" tulis akun @fashiontruth.
"Gaji satu tahun cuma buat beli tas yang modalnya segitu doang? Dunia ini gila," komentar pengguna TikTok lain.
"Kalau tahu gini dari dulu, udah aku pesen langsung dari pabrik!" sindir akun @realitycheck.
Tidak sedikit pula yang membela industri fashion, menyebut bahwa harga tinggi mencakup lebih dari sekadar bahan baku, seperti desain, lisensi, dan pemasaran.
"Merek itu bukan cuma barang, tapi juga citra. Makanya mahal," tulis @styleinsider.
Pesan Langsung dari Pabrik? Waspadai Penipuan!
Beberapa akun juga membagikan tips belanja langsung dari pabrik China, lewat platform seperti Taobao, 1688.com, atau bahkan lewat komunikasi pribadi di WeChat dan WhatsApp. Mereka bahkan memberikan link langsung di kolom komentar untuk memesan dengan harga "asli pabrik."
Namun, seiring viralnya tren ini, muncul juga risiko besar. Banyak penipu digital menyamar sebagai perwakilan pabrik, menawarkan barang murah yang ternyata palsu atau tidak pernah dikirim.
Tarif Impor AS Bikin Konsumen Cari Alternatif
Viralnya video ini juga berkaitan erat dengan kebijakan baru Amerika Serikat yang memberlakukan tarif hingga 145 persen terhadap impor dari China. Kebijakan ini diumumkan langsung oleh Presiden Donald Trump sebagai bagian dari strategi untuk memulihkan industri dalam negeri dan mendorong produksi lokal.
Trump menyatakan bahwa langkah ini mencerminkan kebijakan sebelumnya terhadap baja, aluminium, dan mobil, yang telah dikenakan tarif tinggi demi mengurangi ketergantungan terhadap negara lain, khususnya China. Ia juga menekankan bahwa produk seperti semikonduktor, obat-obatan, hingga barang elektronik kemungkinan besar akan mengikuti jalur yang sama.
"Kami tidak ingin bergantung pada China atau negara lain. Kita akan memproduksi sendiri di Amerika," tegas Trump dalam pernyataannya di Air Force One.
Dengan kenaikan tarif yang drastis, konsumen Amerika pun mulai melirik jalur alternatif untuk mendapatkan barang yang sama dengan harga jauh lebih murah—meski risikonya tidak sedikit. (nsp)
Load more