Cabai Ngegas, Beras Merayap: Harga Pangan Nasional Bergerak Tipis Usai Lebaran
- ANTARA
Jakarta, tvOnenews.com — Harga sejumlah komoditas pangan strategis nasional menunjukkan pergerakan terbatas pada Sabtu pagi, dengan tren kenaikan dan penurunan yang tipis.
Berdasarkan data dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional yang dirilis pada pukul 10.30 WIB, harga cabai rawit merah tercatat sebesar Rp91.500 per kilogram, turun dari hari sebelumnya yang berada di angka Rp92.600 per kilogram.
Berikut rincian pergerakan harga komoditas pangan secara nasional:
-
Bawang merah naik menjadi Rp47.100/kg dari Rp47.000/kg.
-
Bawang putih naik ke Rp45.900/kg dari Rp45.100/kg.
-
Cabai merah besar naik ke Rp52.750/kg.
-
Cabai merah keriting turun menjadi Rp51.100/kg dari Rp52.850/kg.
-
Cabai rawit hijau naik signifikan ke Rp43.850/kg dari Rp40.800/kg.
-
Daging ayam ras naik ke Rp36.900/kg.
-
Daging sapi kualitas I turun ke Rp129.600/kg, dan kualitas II menjadi Rp121.050/kg.
-
Gula pasir kualitas premium turun tipis menjadi Rp19.400/kg.
-
Gula pasir lokal naik ke Rp18.850/kg.
-
Minyak goreng curah tetap di Rp19.350/liter.
-
Minyak kemasan bermerek I naik menjadi Rp22.600/liter.
-
Minyak kemasan bermerek II naik ke Rp21.100/liter.
-
Telur ayam ras naik tipis ke Rp30.100/kg dari Rp29.550/kg.
Harga beras secara umum juga mengalami kenaikan tipis di hampir semua kelas:
-
Beras kualitas bawah I: Rp13.550/kg (naik dari Rp13.450/kg).
-
Beras kualitas bawah II: Rp14.400/kg (naik dari Rp13.850/kg).
-
Beras kualitas medium I: Rp14.350/kg.
-
Beras kualitas medium II: Rp14.000/kg (naik dari Rp13.950/kg).
-
Beras kualitas super I: Rp16.050/kg (naik dari Rp16.000/kg).
-
Beras kualitas super II: Rp15.550/kg (naik dari Rp15.400/kg).
Kenaikan harga yang terjadi pada beberapa komoditas ini diperkirakan masih dalam rentang wajar usai Lebaran. Namun, pemerintah dan Bank Indonesia tetap mewaspadai dampaknya terhadap inflasi pangan, yang biasanya meningkat saat konsumsi masyarakat melonjak.
Kondisi ini juga menjadi bagian dari dinamika yang tengah dipantau oleh Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP), mengingat stabilitas harga pangan berperan penting terhadap daya beli masyarakat. Kenaikan harga yang meluas dapat memberikan tekanan pada inflasi inti dan memengaruhi kebijakan suku bunga ke depan.
Selain faktor musiman, gejolak harga pangan juga dipengaruhi oleh rantai pasok, distribusi, dan dampak iklim terhadap produksi.
Oleh karena itu, sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan otoritas moneter dinilai krusial untuk menjaga kestabilan harga dan memastikan pasokan tetap tersedia secara merata di seluruh wilayah Indonesia. (ant/nsp)
Load more