Timnas Indonesia Sering Kalah karena Pemainnya Kurang Gizi? Kepala BGN: Jangan Heran Kalau PSSI Sulit Menang
- PSSI/tvOnenews.com
Jakarta, tvOnenews.com - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana memberikan pernyataan sensasional terkait kualitas gizi masyarakat dengan performa sepak bola pemain Timnas Indonesia.
Dadan menilai, harus diakui bahwa ada keterkaitan antara kualitas gizi pemain sepak bola Timnas Indonesia dengan performa permainan.
Ia sakan ingin mengatakan bahwa kinerja Timnas Indonesia yang minim gelar juara juga disebabkan karena gizi pemain yang kurang bagus.
“Jangan heran kalau PSSI sulit menang karena main 90 menit berat. Kenapa? Karena gizinya tidak bagus dan banyak pemain bola lahir dari kampung,” kata Dadan di Pendopo Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Jakarta, Sabtu (22/3/2025).
Memang, kualitas pemain dan permainan Timnas Indonesia saat dianggap sudah agak baik.
Sebab, sekitar 17 orang pemain di antaranya merupakan produk naturalisasi yang telah memperoleh gizi baik di negara awal asal mereka seperti Belanda.
Dadan menilai, olahraga tidak hanya soal latihan saja, tetapi juga masalah kecerdasan dalam bermain dan membaca permainan lawan.
Oleh sebab itu, lewak program Makan Bergizi Gratis (MBG), Dadan mengharapkan bayi yang masih di dalam kandungan, balita, serta anak SD hingga SMA di Indonesia dapat diintervensi gizinya.
Tidak lain adalah agar mereka memiliki gizi baik dan dapat menjadi tenaga kerja produktif berkualitas dalam 20 tahun mendatang.
Indonesia sekarang disebut tengah menghadapi situasi pertambahan penduduk yang sangat tinggi dengan rata-rata kelahiran 6 orang per menit atau 3 juta per tahun hingga total jumlah warga tanah air mencapai 280 juta jiwa.
Pada tahun 2045, ketika 100 tahun Indonesia merdeka, diperkirakan total penduduk hingga 324 juta.
Salah satu faktor sumber pertumbuhan penduduk berasal dari angka rumah tangga keluarga miskin dan rentan miskin.
Berdasarkan data, jika ada 100 keluarga miskin, maka 78 keluarga memiliki anak tiga dan 12 keluarga anak dua.
Jika 100 keluarga miskin dan rentan miskin digabungkan, maka 50 keluarga mempunyai 3 anak dan 50 keluarga sisanya memiliki dua anak.
“Di situ sumber pertumbuhan penduduk Indonesia dari dulu, sampai sekarang, dan yang akan datang. Jadi Pak Presiden gelisah, kalau kita tidak intervensi (dengan program Makan Bergizi Gratis), ini kelompok ini 60 persen tidak pernah melihat menu dengan gizi seimbang," kata Dadan.
Load more