ADVERTISEMENT
Advertnative
Irma pun geram dan menyebut Sritex dalam hal ini berlaku 'kurang ajar'.
“Pak Menteri tahu tidak sih, kalau sebenarnya Sritex itu punya anak perusahaan 11, ada 11 perusahaan. Artinya Sritex ini enggak bertanggung jawab dengan pekerjanya dan melimpahkan tanggung jawabnya kepada pemerintah. Ini kurang ajar,” katanya dengan nada geram.
Ia juga menilai bahwa Sritex seolah-olah lepas tangan dan menyerahkan seluruh penyelesaian kepada pemerintah, meski perusahaan tersebut memiliki banyak tenaga kerja dan dianggap sebagai aset nasional.
“Jangan mentang-mentang pemerintah mendukung sedemikian besar karena Sritex ini punya pekerja yang banyak dan dianggap menjadi aset nasional, terus semuanya diserahkan kepada pemerintah,” lanjutnya.
Irma pun mengkritik lambannya proses kurasi dalam penyelesaian pailit Sritex. Ia khawatir THR karyawan tidak akan cair sebelum Lebaran akibat lambatnya proses ini.
“Mau lebaran ini, terus THR-nya terutang. Di mana empati pemilik Sritex yang punya 11 perusahaan itu? Foto-foto dengan pekerjanya seolah-olah punya hubungan yang begitu dekat, tapi mana tanggung jawabnya, mana empatinya? Ini mau lebaran, mau hari raya loh, semua diserahkan kepada pemerintah,” tegasnya.
Sebagai solusi, Irma mendesak Menaker untuk segera bertindak dan memanggil manajemen Sritex agar segera membayar THR para karyawan.
Load more