Saat Keluarga Aguan Mundur Berjamaah, Erajaya Swasembada Jajaki Bisnis Boba hingga Agen Mobil Listrik Pesaing Tesla
- Erajaya
Jakarta, tvOnenews.com - Dinamika yang terjadi pada emiten ritel produk komunikasi seluler PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) belakangan menjadi sorotan.
Beberapa waktu lalu, sebanyak empat petinggi Erajaya ramai-ramai mengundurkan diri, mulai dari Komisaris hingga Direksi.
Mereka adalah Komisaris Utama ERAA Ardy Hady Wijaya, serta Elly, Mitchella Ardy Hady Wijaya dan Keith Ardy Hady Wijaya yang ketiganya merupakan direktur.
Selanjutnya, guna memenuhi persyaratan pengunduran diri itu, maka akan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Perseroan yang dijadwalkan pada 24 Februari 2025.
Erajaya dan Keluarga Aguan
Erajaya Swasembada sendiri merupakan perusahaan yang didirikan dan dikendalikan oleh keluarga Sugianto Kusuma alias Aguan, pendiri Agung Sedayu Group.
Istri Aguan, Rebecca Halim, bisa dibilang sebagai pengendali Erajaya Swasembada karena memiliki 54,51 persen saham ERAA lewat PT Eralink International yang juga dikendalikannya.
Selanjutnya, Komisaris Erajaya Swasembada juga dijabat oleh sang anak, yakni Richard Halim Kusuma. Direktur Utama Perseroan, yakni Budiarto Halim merupakan adik dari Rebecca Halim alias ipar dari Aguan.
Sebagai Komut, Ardy Hardy Wijaya yang memutuskan resign itu diketahui memiliki hubungan afiliasi dengan Dirut Budiarto Halim, yang tak lain adalah adik iparnya. Selain itu, Direktur ERAA Sintawati Halim juga diketahui merupakan kakak iparnya. Dengan kata lain, Ardy merupakan paman dari Richard.
Keith Wijaya dan Mitchella Wijaya yang juga memutuskan mundur merupakan anak dari Ardy Hady Wijaya, serta keponakan dari Budiarto Halim dan Sintawati Halim sebagai keponakan, yang artinya juga sepupu dari Richard Halim Kusuma.
Sedangkan, Elly yang menjadi Direktur ERAA sejak tahun 2023 adalah satu-satunya pihak yang mundur yang tidak memiliki hubungan afiliasi dengan Pemegang Saham Utama Perseroan maupun dengan sesama anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan.
Erajaya Jajaki Bisnis Mobil Listrik hingga Boba
Ardy Hady Wijaya, Elly, Mitchella Ardy Hady Wijaya dan Keith Ardy Hady Wijaya menyatakan undur diri dari Erajaya pada 31 Januari 2025.
Beberapa waktu sebelum mereka mundur, Erajaya digandeng produsen otomotif asal China, XPeng, untuk menjadi agen pemegang merek (APM) di Indonesia,
XPeng diketahui akan bertempur di pasar Indonesia di segmen mobil listrik battery electric vehicle (BEV).
XPeng akan menjadi pemain pesaing Tesla setelah beberapa produsen China yang lain terlebih dahulu masuk Indonesia, seperti Wuling, Chery, BYD, hingga GAC Aion.
Tak hanya jajaki bisnis mobil listrik, Erajaya baru-baru ini juga menggurita di bisnis minuman boba melalui anak usahanya yang bergerak di bidang FnB.
Tidak lama setelah 4 petingginya mundur, Erajaya melalui PT Era Boga Nusantara (EBN) menggandeng perusahaan asal Singapura membentuk usaha bisnis makanan dan minuman dengan merek Chagee di Indonesia.
Nilai investasi sebesar Rp120 miliar tersebut menandai langkah Erajaya Group melakukan ekspansi bisnis.
Kepala Bidang Hukum & Sekretaris Perusahaan ERAA, Amelia Allen mengatakan, EBN yang 99,9997 persen sahamnya dimiliki oleh ERAA membentuk perusahaan patungan (joint venture) dengan Tea Explorer Pte. Ltd (TEA) asal Singapura dengan nama PT Chagee Era Indonesia.
"Para pihak yang bertransaksi telah membentuk suatu Perusahaan Patungan yang diberi nama PT Chagee Era Indonesia (“CEI”) untuk menjalankan Bisnis Food & Beverage di Indonesia dengan merek “Chagee”," katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (13/2/2025).
Dalam perusahaan itu, EBN menggelontorkan dana Rp120 miliar untuk 40 persen saham sementara TEA yang memiliki saham 60 persen berinvestasi Rp180 miliar.
Dengan demikian, modal disetor dan ditempatkan perusahaan patungan itu mencapai Rp300 miliar.
"Seluruh biaya yang timbul dalam investasi EBN ini berasal dari internal kas EBN," kata Amelia. (rpi)
Load more