Untung Rugi
Anindya Bakri sebelumnya mengungkapkan, sikap protektif Donald Trump bisa mendatangkan kerugian sekaligus keuntungan bagi negara-negara lain, termasuk Indonesia. Salah satu kerugian yang bisa dialami Indonesia, menurut Anindya, adalah sulitnya produk ekspor RI masuk ke AS.
Untuk melindungi pasar dan industri dalam negerinya, pemerintah AS bisa memberlakukan tarif Bea Masuk (BM) yang tinggi atau menerapkan hambatan nontarif (nontariffbarrier), misalnya dengan alasan standardisasi produk, lingkungan, hak atas kekayaan intelektual (HAKI), dan lain-lain.
Sebaliknya, menurut Anindya Bakrie, terdapat keuntungan yang bisa dinikmati Indonesia melalui reaisasi berbagai perjanjian perdagangan bebas (free trade agreement/FTA) secara bilateral yang prosesnya sempat tersendat.
Dimencontohkan, perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif antara Indonesia dan Kanada atau Indonesia–Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA–CEPA) ditandatangani lebih cepat. Pemerintah Indonesia dan Kanada menandatangani ICA–CEPA pada Senin (2/12) lalu.
“Ada manfaatnya juga nih ketika Amerika bilang proteksionisme. ICA-CEPA itu dua tahun jadi. Terbukalah kerja sama bilateral yang selama ini tersendat,” ujar Anindya Bakrie.
Hal tersebut senada dengan pernyataan Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, Denis Chaibi yang mengungkapkan bahwa penerapan tarif tinggi oleh pemerintah Amerika Serikat, akan mendorong negara eksportir seperti China untuk mengalihkan pasar ekspornya ke negara-negara lain, termasuk Eropa dan Indonesia. (hsb)
Load more