Jakarta, tvOnenews.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, saat mengunjungi Kantor Kementerian Keuangan Wilayah Bali, mengungkapkan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) berperan dalam memulihkan ekonomi di Pulau Dewata.
Selama kunjungannya, Sri Mulyani menerima informasi terkait kinerja empat direktorat jenderal, termasuk Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb), dan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN).
“Menjelang akhir tahun anggaran, seluruh Kanwil Kemenkeu sibuk menjalankan tugas, baik dari sisi penerimaan, belanja, dan pengelolaan kekayaan negara dan lelang,” tutur dia.
APBN hingga Oktober 2024 mencatatkan defisit sebesar Rp309,2 triliun atau 1,37 persen dari produk domestik bruto (PDB). Defisit ini masih lebih rendah daripada yang disepakati bersama DPR dalam UU APBN, yaitu 2,29 persen.
Defisit terjadi karena pengeluaran negara melebihi pendapatan. Pengeluaran negara tercatat mencapai Rp2.556,7 triliun atau 76,9 persen dari alokasi, tumbuh 14,1 persen dari tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Sementara itu, pendapatan negara tercatat Rp2.247,5 triliun atau 80,2 persen dari target, tumbuh 0,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Secara rinci, realisasi pengeluaran negara terdiri dari belanja pemerintah pusat (BPP) sebesar Rp1.834,5 triliun dan transfer ke daerah (TKD) mencapai Rp722,2 triliun.
Load more