Jakarta, tvOnenews.com - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS mengalami pelemahan pada perdagangan Selasa (26/11/2026).
Berdasarkan keterangan pengamat pasar uang, rupiah ditutup turun di tengah data Purchasing Managers Index (PMI) Amerika Serikat (AS) yang solid.
“Data PMI AS yang solid, terutama sektor jasa yang melampaui ekspektasi, memperkuat pandangan pasar bahwa ekonomi AS masih stabil, mempengaruhi penurunan ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga Federal Reserve," kata Taufan Dimas Hareva, melansir ANTARA.
Dengan kondisi itu, dia menyebut dolar AS tetap kuat dan dapat menekan rupiah hingga beberapa waktu ke depan.
Diketahui, PMI composite S&P November 2024 menunjukkan angka 55,3, lebih tinggi dari bulan sebelumnya 54,1.
Selain itu, Taufan menuturkan pergerakan rupiah pada penutupan perdagangan hari ini juga dipengaruhi oleh beberapa faktor kunci, terutama karena ketergantungan rupiah terhadap fluktuasi dolar AS.
Saat ini, dolar AS mendapatkan dukungan setelah pengumuman pencalonan Scott Bessent sebagai Menteri Keuangan AS, yang meningkatkan sentimen positif terhadap kebijakan fiskal ekspansif Presiden AS terpilih Donald Trump.(vsf)
Load more